Selasa, Mei 03, 2011

Mesir: Israel Jangan Ikut Campur !

 
Mesir: Israel Jangan Ikut Campur Deh!
Perbatasan Rafah-Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,Mesir menyatakan kepada Zionis agar tidak ikut campur dalam keputusan Kairo membuka kembali perlintasan Rafah menuju Gaza.

Harian Mesir, Al-Mesryoon, mengabarkan bahwa Mesir, melalui staf diplomatiknya, telah menyampaikan sikapnya itu kepada penjajah Zionis Israel, dan menyatakan bahwa pembukaan Rafah adalah urusan politik Mesir yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Zionis.

Mesir menolak keras tuntutan Zionis untuk menyerahkan urusan perbatasan negara itu kepada pengawasan gabungan; Mesir, AS, dan Eropa yang menurut penjajah Zionis telah disepakati pada 2005.

Pihak Zionis sudah mengatakan, kebijakan membuka kembali Rafah menunjukkan perubahan total sikap politik Mesir terhadap Jalur Gaza, yang berbeda sama sekali dengan sikap Mesir sebelumnya ketika masih di bawah kekuasaan Hosni Mubarak.

Sebelumnya Tel Aviv meminta jaminan kepada Kairo agar tidak membiarkan penggunaan pintu-pintu perbatasan untuk ‘mengganggu’ keamanannya, atau membantu kekuatan militer Hamas. Mesir menegaskan bahwa hal tersebut telah dikaji sebelumnya.

Israel tampak sangat ketakutan pada situasi sekarang ini, terutama setelah menteri luar negeri Mesir, Nabil Al-Arabi, mengumumkan rencana negara itu membuka pintu perbatasan Rafah secara permanen. Israel memandang ini sebagai sebuah ancaman bagi keamanannya.

Pengakuan Supir Buldozer Pelindas Rachel Corrie


Pengakuan Supir Buldozer Pelindas Rachel Corrie
Rachel Corrie sesaat sebelum ditabrak buldozer
REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA--Sidang pengadilan kedua terkait kasus pembunuhan Rachel Corrie, kembali digelar di kota Haifa, Palestina pendudukan. Hal yang istimewa dalam sidang kali ini adalah kehadiran supir buldozer pembunuh Corrie. Akan tetapi, ia hadir tanpa diketahui.

Dalam kesaksiannya, supir buldozer mengaku tidak tahu dirinya melindas Corrie. Ia baru melihat Corrie saat dikeluarkan dari bawah buldozer.

Kepada supir buldozer, pembela hukum keluarga Corrie menanyakan, "Mengapa kamu tetap melanjutkan pengrusakan rumah di saat sejumlah pihak di lapangan menahan upaya pengrusakan itu?"

Dalam menjawab pertanyaan itu, supir buldozer itu mengatakan, "Saya hanya seorang prajurit yang menjalankan perintah dari komandan. Saya melaporkan kondisi kepada komandan, dan ia menginstruksikan untuk terus melanjutkan perusakan."
Corrie adalah aktivis muda yang berjuang keras untuk membebaskan Gaza dari cengkeraman rezim zionis Israel. Corrie meninggal pada usia 23 tahun pada 16 Maret 2003 karena dilindas buldozer Israel. Saat itu, dia berupaya menghentikan penggusuran paksa rumah milik warga Gaza oleh Israel.

Untuk menghindari penggusuran, perempuan asal Washington itu pun pasang badan. Langkah ini pun harus dibayar mahal. Buldozer Israel kemudian menabrak dan melindasnya berkali-kali. Tubuh Corrie pun hancur. Dia menjadi martir bagi perjuangan membela Gaza.

Setelah menamatkan SMA, Corrie kemudian melanjutkan studinya ke The Evergreen State College. Di sinilah dia kemudian bergabung dengan gerakan kemanusiaan bernama Olympia Movement for Justice and Peace. Dari situ, dia lantas masuk International Solidarity Movement (ISM).

ISM didirikan tahun 2001, dan menjaring manusia dari berbagai penjuru dunia untuk menjalankan aksi damai melawan kekejaman zionis Israel. Gerakan ini berupaya untuk menekan Israel dan tentaranya supaya menghentikan penjajahan terhadap Palestina.

Untuk melancarkan aksinya, Corrie, kemudian berangkat ke Rafah di Jalur Gaza pada tahun 2003 dan mengikuti pelatihan selama dua hari untuk menjalankan aksi damai. Begitu menyaksikan banyaknya rumah warga Palestina yang dihancurkan Israel, dia sangat geram. Dia juga menyaksikan betapa setiap hari warga Palestina dibunuh oleh Israel.

Corrie merekam semua kejadian ini dalam email yang dikirimkan kepada keluarganya di Washington. "Wahai kawan dan keluarga, saya sudah dua pekan satu jam di Palestina. Saya masih kesulitan berkata-kata untuk bisa menggambarkan kondisi yang saya lihat di sini. Sungguh ini kondisi paling sulit buat saya untuk memikirkannya sambil duduk dan menuliskan kembali setelah berada di Amerika," begitu bunyi salah satu email Corrie yang dikirim 7 Februari 2003.

Vatikan: Israel tak Boleh Klaim Wilayah Berdasarkan Alkitab

Vatikan: Israel tak Boleh Klaim Wilayah Berdasarkan Alkitab
Perkembangan wilayah Palestina yang diduduki Israel

REPUBLIKA.CO.ID,VATICAN CITY--Para uskup dari wilayah Timur Tengah berkumpul di Vatikan selama dua pekan. Mereka tak hentinya membahas mengenai masalah Israel-Palestian dilihat dari sisi Alkitab. Kesimpulan mereka, Israel tidak dapat menggunakan konsep alkitabiah mengenai "tanah yang dijanjikan" atau "orang terpilih" untuk membenarkan pemukiman baru di Yerusalem atau membuat klaim teritorial.

Demikian keterangan Keuskupan Vatikan yang dirilis Sabtu ( 23/10). Mereka juga berharap solusi dua-negara bagi perdamaian antara Israel dan Palestina dapat diwujudkan dan menyerukan agar perdamaian harus diupayakan untuk menghentikan eksodus pemeluk Kristen dari wilayah tersebut.

"Kami telah merenungkan situasi kota suci Yerusalem. Kami cemas mengenai inisiatif sepihak yang mengancam perdamaian dan berisiko untuk mengubah keseimbangan demografis," demikian pesan mereka.

Meski saat ini kondisi yang terjadi adalah, Israel dan palestina belum melanjutkan lagi pembicaraan damai. Sebabnya Israel menolak memperpanjang pembekuan perumahan di Yerusalem Timur.  Sejak itu, Israel telah mengumumkan rencana untuk membangun lagi 238 rumah di dua lingkungan Yerusalem Timur, yang menimbulkan kecaman dari Palestina dan para pemimpin dunia.

"Jalan lain untuk posisi teologis dan alkitabiah yang menggunakan Firman Tuhan untuk membenarkan sebuah ketidakadilan tidak dapat diterima," demikian pernyataan Keuskupan.

Banyak pemukim Yahudi dan kelompok sayap kanan di Israel mengklaim hak-hak mereka terhadap Tepi Barat yang diduduki. Yahudi menyebut mereka Yudea dan Samaria dan menganggap sebagai bagian dari sejarah di mana wilayah itu diberikan kepada orang-orang Yahudi oleh Tuhan.

Dalam sebuah konferensi pers, Uskup Agung Yunani Cyrille Salim Bustros mengatakan umat Kristen tidak dapat berbicara tentang tanah yang dijanjikan bagi bangsa Yahudi. "Tidak ada lagi orang yang dipilih. Semua pria dan wanita dari semua negara adalah umat pilihan," paparnya.

"Konsep tanah yang dijanjikan tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk pembenaran kembalinya orang Yahudi ke Israel dan mengusir Palestina," tambahnya. ia menegaskan bahwa pembenaran pendudukan Israel dari tanah Palestina tidak dapat didasarkan pada kitab suci.

Menanggapi hasil musyawarah gereja ini, juru bicara Departemen Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan perselisihan teologis atas interpretasi dari kitab suci sudah tidak ada sejak Abad Pertengahan. "Rasanya bukan tindakan yang bijaksana untuk menghidupkan kembali hal itu," pungkasnya.

Hasil musyawarah dua pekan itu juga menekankan agar Vatikan mendesak agar Yerusalem memiliki status khusus yang menghargai karakter khusus yang agama monoteis besar yang ada, Islam, Kristen dan Yudaisme. Mereka meyakini Yerusalem tetap menjadi isu utama perselisihan antara Israel-Palestina.

Senin, Mei 02, 2011

Lele 1 meter ditemukan diselokan




Seekor ikan lele raksasa ditemukan seorang warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tak tanggung-tanggung, ikan lele itu memiliki panjang 1 meter. Tak ayal penemuan ini membuat heboh, ikan lele 1 meter ditemukan di selokan.

Mukarom, warga Desa Gejakan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, mengatakan setelah ditimbang ikan lele berbobot sekira 9 kilogram. Dibutuhkan tiga orang untuk memegang ikan tersebut.

Sejumlah warga terus berdatangan ingin melihat dari dekat ikan yang ditemukan di selokan besar di depan Taman Makam Pahlawan Kota Nganjuk itu.

Warga mengaku heran melihat lele sebesar itu. Padahal pada umumnya lele hanya berukuran sekira 40 sentimeter.

Mukarom mengaku menemukan ikan saat bekerja mencari ikan di selokan depan taman makam pahlawan awal pekan ini. Ikan itu didapatinya dengan cara memasukkan alat setrum ke air.

Tanpa terduga, tiba-tiba alat setrumnya mengenai dua ekor ikan lele yang berukuran sangat besar dan langsung menggelepar kesakitan.

Dalam kondisi sekarat, satu ekor ikan lele berhasil ditangkap sementara yang satu ekor berhasil meloloskan diri.

Mukarom mengaku heran dengan lele temuannya. Meski sudah lebih dari 10 tahun menjadi pencari dan pedagang ikan belum pernah menemukan atau melihat ikan lele sebesar itu.

Bahkan di peternakan ikan lele jumbo pun, dirinya belum pernah melihat ikan seperti itu.

Dia mengaku tidak akan menjual ikan itu. Menurutnya, sejak ikan dipelihara di rumahnya, dia seperti mendapat berkah karena dagangannya di pasar terasa lebih ramai.


Aneh, Sapi Lahir dengan Dua Kepala


   

DitoNews - Seorang nenek jatuh pingsan ketika mengetahui sapinya melahirkan anak sapi yang memiliki dua kepala.

Dong Yubao (65), di Desa Gaoyang, Provinsi Hebei utara China, mengatakan istrinya Li Chunhua (60), membantu sapi melahirkan.

"Istri dan tetangga saya pada saat itu berada di kandang membantu kelahiran sapi tersebut," ujar Dong.

"Ketika anak sapi itu lahir, kepalanya keluar terlebih dahulu, dan istri saya langsung pingsan ketika dia melihat anak sapi itu memiliki dua kepala dan empat mata," sambungnya, seperti dilansir Orange, Selasa (27/4/2011).

Dong mengatakan, sapi tersebut sudah beberapa kali melahirkan. Tapi semua anak sapinya selama ini lahir dengan normal.

Kepala anak sapi tersebut menghadap arah yang berlawanan. Kedua kepalanya masing-masing memiliki mata, hidung dan mulut. Tetapi hanya memiliki tiga telinga.

Dong mengatakan, anak sapi tersebut tidak mampu berdiri tanpa adanya bantuan, sehingga cucunya, Jinfeg membantu anak sapi tersebut untuk memberikannya susu

Ahli Photoshop Tertua Di Dunia

Baojun Yuan, Kakek berusia 76 tahun, belajar Photoshop saat usia 60 tahun. Dan dalam waktu 16 tahun terakhir ini telah memperbaiki lebih dari 2000 foto rusak dan melakukannya semuanya secara gratis





Pria Ini Hidup Dalam Pipa Selama Satu Tahun

Seorang pria China yang bernama Mao Li nekat tinggal di dalam sebuah pipa, tak tanggung-tanggung pembaca, ia sudah tinggal di dalam pipa sempit berdiameter setengah meter tersebut selama setahun. Ia merubah pipa bekas itu menjadi kamar pribadinya, ia menambahkan beberapa lembar kardus dan kain agar permukaan pipa itu menjadi nyaman untuk ditiduri.


Mao Li adalah seorang Tunawisma, awalnya ia tinggal dia sebuah bantaran sungai di bawah jembatan, namun ia diusir oleh pemerintah setempat dengan alasan mengganggu ketertiban. Dan kini pria berusia 30 tahun itu terpaksa tinggal dalam sebuah pipa sempit untuk berlindung dari panasnya terik matahari dan dinginya malam.


Kabar baiknya, katanya pemerintah setempat berjanji akan segera memberikanya rumah tempat tinggal untuknya, hal ini dilakukan pemerintah setempat setelah berita tentang mao Li ini menyebar dengan cepat lewat Internet dan menjadi perdebatan sosial di kalangan pemerhati Hak Azasi manusia.

Kalo udah masuk Tv, baru beraksi, hahahaha, tak jauh beda sama pemerintah kita