Minggu, September 18, 2011

Presiden Pertama Singapura Ternyata Orang Indonesia



Presiden Pertama Singapura adalah Yusof Bin Ishak
Yusof Bin Ishak adalah presiden pertama singapura kelahiran 1910, kedua orangtuanya asli Indonesia. Ayahnya seorang Minangkabau dan Ibunya seorang melayu langkat (langkat kota di sumatera utara).

Biodata Yusof Bin Ishak

Encik Yusof bin Ishak (lahir di Perak, 12 Agustus 1910 – meninggal di Singapura, 23 November 1970 pada umur 60 tahun) adalah Presiden Singapura yang pertama dan sampai sekarang satu-satunya yang keturunan Melayu.

Lahir di Perak, Malaysia, dengan ayah keturunan Minangkabau, Yusof merupakan anak sulung dalam sebuah keluarga beranggotakan sembilan orang.

Pada 3 Desember 1959, Yusof dilantik sebagai kepala negara (Yang di-Pertuan Negara) Singapura. Ia merupakan warga negara Singapura yang pertama kali memegang jabatan tersebut. Pada 9 Agustus 1965, tatkala Singapura keluar dari Federasi Malaysia dan merdeka, status beliau berubah menjadi presiden negara kepulauan tersebut hingga tahun 1970, ketika Yusof meninggal.

Wajah Yusof diabadikan pada pecahan-pecahan uang kertas Singapura.

sumber: http://masih-berharap.blogspot.com/

Foto Ranjang Pramugari di Pesawat

BOING 747-400

image0011

KLM

image0021

AIRBUS A340

image0041

BOEING 777

image0051

SINGAPORE AIRLINE

image0061

AIR CANADA

image008

AIR AISA

image0091

Rabu, September 14, 2011

Ternyata Setan Itu Bermanfaat

Ruswanto SyamsuddinAkhir-akhir ini kisah-kisah misteri/mistik marak sekali ditayangkan di televisi kita. Hampir setiap malam pemirsa disuguhi kisah dan cerita misteri/mistik dalam bentuk dan cara yang berbeda-beda. Seolah-olah 'kisah dunia lain itu lebih penting dari dunia nyata yang kita hadapi sehari-hari dengan susah payah karena keterpurukan bangsa ini di segala bidang kehidupan. Penayangan kisah-kisah misteri dan mistik ini sudah sangat berlebihan, sangat mengganggu dan mempengaruhi jiwa masyarakat. Saking keterlaluannya sampai mengundang keprihatinan para ulama dan para tokoh nasional. Mereka telah menghimbau dan melayangkan surat supaya insan pertelevisian kita menghentikan tayangan-tayangan tersebut, tetapi tampaknya tidak digubris. Buktinya penayangan kisah-kisah misteri itu malah makin menjadi-jadi.
Jika dikaitkan dengan peran setan, agaknya ini adalah salah satu daya upaya setan untuk merusak akidah umat manusia, agar manusia lebih takut kepada setan daripada kepada Allah, dan agar manusia mengabdi kepada setan demi kejayaan setan.
Apa Itu Setan?

Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi, menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah, setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran (al-haq). Makhluk durhaka seperti ini bisa dari bangsa jin dan manusia (QS. 114: 1-6/QS. 6:112). Makhluk yang pertama kali durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis itu disebut setan. Keturunan iblis yang durhaka juga disebut setan (QS. 2 : 36/4 : 118).
Dalam menggoda manusia, setan dari bangsa jin itu masuk ke dalam diri manusia, membisikkan sesuatu yang jahat dan membangkitkan nafsu yang rendah (syahwat). Selain menggoda dari dalam diri manusia, setan juga menjadikan wanita, harta, tahta, pangkat dan kesenangan duniawi lain sebagai umpan (perangkapnya, Dihiasinya Kesenangan duniawi itu dihiasinya sedemikian menarik hingga manusia tergoda, terlena, tertutup mata hatinya, lalu memandang semua yang haram jadi halal. Akhirnya manusia terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan/ kemungkaran. Maka manusia yang telah mengikuti ajakan setan, menjadi hamba setan, dalam al-Quran juga disebut setan (QS. 38 : 37-38) dan golongan (partai) mereka juga disebut golongan setan (hizbusy-syaithan - QS. 58 : 19).
Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus menerus berupaya untuk menyesatkan manusia. mereka bahu rnembahu untuk menyebarkan kemungkaran dan kemaksiatan. Mereka kuasai berbagai media, termasuk televisi, mereka sebarkan kisah-kisah misteri dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi tanpa peduli umat manusia rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah sumpah setan di hadapan Allah untuk menggoda manusia dari berbagai sudut yang bisa mereka masuki. (QS, 7:17).

Mudharat Tayangan Setan

Dalam Islam sangat jelas bahwa penayangan seperti itu diharamkan, karena: Pertama, tayangan mistik seperti itu mempersubur kemusyrikan, membuat manusia lebih takut kepada setan, khurafat dan tahyul daripada takut kepada Allah. Padahal tidak ada yang bisa memberi manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali hanya Allah (QS. 39 : 38), tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Allah. Kedua, tayangan mistik seperti itu adalah bentuk pembodohan masyarakat, hanya membuat bangsa semakin jumud dan terbelakang. Ketiga, tayangan seperti itu sarat dengan praktek perdukunan. Dengan maraknya penayangan kisah-kisah mistik, maka praktek-praktek perdukunan juga semakin marak. Sedangkan perdukunan juga diharamkan dalam Islam. Dan keempat, rezeki yang dihasilkan dari usaha yang diharamkan, maka rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah. Oleh karenanya penayangan kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada manfaatnya selain mudharat dunia-akhirat.

Hikmah Diciptakannya Setan

Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia (QS Ali Imran : 191). Oleh karena itu Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila dilihat dari sisi nilai ibadah, pada hakikatnya juga ada hikmahnya.
Imam al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita, carilah pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/ kelemahan kita. Jika kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada musuh kita, karena musuh kita itu paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan untuk dijatuhkan.
Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman untuk kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.
Nah, jika kita telah mengetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan, lawan, bahkan dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi orang baik dan sukses. Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya setan itu buat orang-orang beriman.

Lebih rinci, di antara hikmah diciptakannya setan ialah :

1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS. 29:2). Jika dengan godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah. (QS. 41 : 30-31).

2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada Allah,

Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya mereka mengabdi kepada-Nya (QS. 51 : 56). Kemudian setan datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, rnembisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya (QS. 15 : 40). Tetapi jika manusia tergoda, pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.

3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.

Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.

4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para hamba-Nya.

Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan baik, maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. 3 : 195).

5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki kesalahan, meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah.

Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan senantiasa ingat kepada Allah sehingga setan tidak punya kesempatan untuk mengganggunya.
Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya. Masalahnya, tayangan-tayangan setan yang makin marak di televisi, tidak ditonton oleh mereka yang telah kuat imannya, melainkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan umur dan kadar iman yang terbanyak masih memerlukan bimbingan. Bagi mereka ini, tayangan-tayangan itu sangat kontra produktif, bahkan bisa mendangkalkan iman mereka. Apakah ini tidak terpikirkan oleh insan pertelevisian kita? (id-id.connect.facebook.com)

Jangan Bersedih ! Yakinlah, Allah Lebih Tahu Tentang Kebutuhan Kita

Jangan Bersedih ! Yakinlah, Allah Lebih Tahu Tentang Kebutuhan Kita

Kadang kita memaki keadaan karena tidaklah sesuai dengan selera kita.Kadang kita menyalahkan Allah atas sesuatu hal buruk yang menimpa kita.
Seperti ketika sepasang suami istri yang sedang berkonflik. Mereka akan dengan  mudah menyalahkan satu- sama lain. Si suami mungkin tidak menyenangi salah satu sifat istri, pun demikian halnya dengan sang istri. Rasanya hati sudah penuh sesak dengan amarah, kesedihan dan kesempitan. Ingin rasanya memaki, atau paling tidak mengeluarkan uneg- uneg yang ada. Namun sering kali kemauan itu masih tertahan dengan masih adanya iman.
Sejenak mari kita renungkan. Di dunia ini ada bermilyar manusia yang mungkin bisa menjadi pasangan kita. Namun, Allah akhirnya mempertemukan kita dengan pasangan kita saat ini, dan bukan dengan yang lain. Pastilah semua itu bukan hanya karena kebetulan belaka. Ada skenario dan pelajaran takdir yang bisa sama- sama kita pelajari. Hal tersebut tidak lain adalah untuk menjadikan diri kita lebih baik dari pada sekarang ini.
Kekurangan yang dimiliki istri ataupun suami, adalah pelengkap bagi kelebihan yang lain. Namun sering kali batin manusia menyeru untuk melirik kelebihan manusia lain selain istri atau suami mereka. Hal itu karena mereka mungkin sejenak ingin meredakan diri dan mendamaikan hati atas sebuah kekesalan. Maka ada istilah, “Rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput sendiri”.
Pernahkah kita membaca, padahal jika hati kita telah ikhlas menerima ketetapan Allah, "Rumput sendiri" yang mungkin tidaklah lagi hijau, justru  yang telah berjasa "menghijaukan" kita. Betapa tidak, dari kekurangan pasangan kita, kita belajar lebih bijaksana, kita belajar sebuah pemakluman dan belajar sebuah kesabaran. Dan dari kelemahan diri kita sendiri, kitapun belajar sebuah perbaikan, kita belajar meminta maaf dan belajar menghindari kesombongan.
Dan Allah lah yang paling tahu tentang kebutuhan kita, kebutuhan untuk menjadikan kita manusia lebih baik, kebutuhan untuk menjadikan kita sangat lebih baik dari pada hari ini.Dan kebijaksanaan Allah tersebut hanya dapat dipahami oleh para jiwa- jiwa yang ikhlas,hati- hati yang lembut, dan para hamba yang mau belajar dan mempelajari hikmah kehidupan.
Cerita lain yang seringkali menghinggapi batin kita dengan kegelisahan adalah ketika kehidupan disudutkan pada sebuah kekurangan terutama dalam hal materi. Terkadang, karena hal itu pula, aturan halal dan haram pun menjadi sangat susah sekali untuk tetap digenggam erat. Tak jarang, segala cara kita lakukan demi sebuah kelebihan dan keluasan untuk memerdekakan hati yang sedih.
Saudaraku, percayalah kesempitan atau keluasan itu, bukan terletak dari seberapa banyak atau sedikit materi yang kita punya, tapi hanyalah masalah tentang penyikapan hati kita. Banyak dari saudara kita yang sekarang dalam keluasan rejeki, namun mereka pun masih gusar tentang bagaimana cara bahagia untuk sesuatu sangat simple. Berkumpul dengan keluarga misalnya. Mungkin mereka menilai bahwa kita yang biasa- biasa sekarang ini adalah lebih beruntung dan bahagia. Sadarkah kita jika saja saat ini kita diberi kelebihan dan keluasan dalam hal apapun oleh Nya, apakah masih akan ada waktu tersisa untuk sekedar menyapa Allah sang Maha Rahman, apakah masih ada sejenak akses untuk mengingatnya seperti dalamnya kemohonan kita saat kita memanjatkan doa saat sempitnya kehidupan?. Sungguh Allah lah pencipta kita, dan Dia lebih tahu detail pastinya tentang apapun dari kemampuan kita, melebihi diri kita sendiri.
Subhanallah, dalam berbagai hal, yang negatif dalam pandangan kita sekalipun, ternyata disana tersimpan kasih sayang dari Sang Maha Mencintai.
Jangan pernah sesali apa yang telah kita dapatkan atau yang telah lepas dari genggaman. Jika sebelumnya kita telah melakukan usaha yang terbaik, maka hasil akhir yang Allah beri itulah, upah yang terbaik untuk kita.
Tidak semua keinginan di dunia ini terpenuhi atau dipenuhi secara sempurna oleh Allah sang maha rahman. Semua tentu bukan berdasar tidak adanya kasih sayang dari Nya. Namun semua adalah pasti dan tentu saja yang terbaik untuk kita. Allah yang memegang ukuran atas kita. Dan hal itu hanya dapat dipahami oleh batin yang percaya dan tetap percaya pada Allah dalam keadaan apapun.
Saudaraku yang dirahmati Allah, sungguh, Allah lah yang maha penyayang atas hamba- hambaNya.
Dan Allah lah yang paling tahu tentang kebutuhan kita, kebutuhan untuk menjadikan kita manusia lebih baik, kebutuhan untuk menjadikan kita sangat lebih baik dari pada hari ini.Dan kebijaksanaan Allah tersebut hanya dapat dipahami oleh para jiwa- jiwa yang ikhlas,hati- hati yang lembut, dan para hamba yang mau belajar dan mempelajari hikmah kehidupan.
(Syahidah/Voa-islam.com)

Anakku Bertanya tentang Cermin




dakwatuna.com - Zahra, nama anakku. Ya, Zahra Ainun Fii Jannati. Seorang wanita yang sedang tumbuh. Kini ia sudah duduk di kelas 4 SD. Sudah banyak yang ia pertanyakan tentang segala hal yang ada di sekitarnya. Mulai dari pertanyaan yang mendasar dan pertanyaan-pertanyaan yang menurutku konyol hingga aku sulit untuk menjawab semua itu.

Seperti di hari itu, anakku bertanya di saat aku sedang bertajarrud di depan cermin riasku. Ia bertanya dengan polos sambil menggerakkan kedua lengannya bergantian, “Ummi, kenapa sih kaca itu membalikkan tangan Zahra padahal ‘kan Zahra gerakkin tangan kiri, kok di cermin malah tangan kanan?” Kaget kudengar pertanyaan itu dari anak berumur kurang dari 10 tahun.
“Itu namanya cermin sayang. Bukan kaca biasa. Dia bisa memantulkan bagian tubuh kita yang masuk ke cermin. Jadi kalau kamu gerakkin kepala kamu ke kanan, di cermin terlihat berlawanan arah. Makanya tadi kamu lihat tangan kanan di cermin padahal kamu gerakkin tangan kirimu,” jawabku dengan susah payah dan berharap anakku mengerti apa yang kujelaskan.
“Tapi kenapa bisa begitu? Memang cermin dibuatnya beda ya sama kaca??” tanya anakku kembali ingin tahu.
“Bahannya sama sayang. Tapi ada yang beda antara cermin dengan kaca yang ada di jendela. Kalau kaca di jendela itu bening di bagian depan dan belakang. Tapi kalau cermin, di bagian belakangnya dilapisi penutup agar tidak bisa tembus cahaya. Contohnya seperti ini…,” jelasku sambil kuperlihatkan bagian belakang dari cermin hiasku.
“Nah, sekarang coba kamu lihat wajah kamu di cermin. Cantik tidak wajah anak ummi?” candaku.
“Hmm… coba lihat mi. Cantik dong kan anak ummi,” jawabnya sambil mencium pipi kananku lalu berlari meninggalkanku.
“Subhanallah, ternyata aku telah memiliki anak yang semakin tumbuh dewasa hingga dengan melihatnya saja sudah dapat membuatku berpikir banyak hal,” bisikku dalam hati.
“Cermin ini telah mengingatkanku akan umurku. Cermin ini juga mengingatkanku tentang bagaimana hidup sederhana dan tidak berlebihan. Cermin ini mengajarkanku untuk tidak mudah menyalahkan orang lain dan menganggap diri lebih baik dari yang lain. Ya, cermin ini memberiku pelajaran berharga di pagi ini,” pikirku.
Alhamdulillahilladzi sawwa kholqi fa’adalahu wa karomahu shurota wajhi fa ahsanahaa waja’alani minal muslimin. Segala puji bagi Allah yang menyempurnakan kejadianku dan memperindah serta memuliakan kejadianku dan memperindah serta memuliakan rupaku lalu membaguskannya dan memasukkan aku ke dalam bagian kaum muslimin. Amin..” doaku dalam hati. Tak terasa air mata telah membasahi pipiku.
Kejadian di pagi itu telah mengingatkanku pada-Nya. Sungguh di hari itu aku merasa sangat bersyukur telah dikaruniakan seorang anak yang pintar dan dapat memberikan tadzkirah bagiku agar senantiasa mengingat-Mu. Hari itu anakku hanya bertanya tentang cermin, lantas aku teringat pada kekuasaan-Mu ya Allah.
Ya, dimana cermin itu mengingatkan aku akan kematian yang pasti datang menghampiri. Kulihat wajahku yang semakin menua di cermin. Kupegang bagian pipi yang dulu halus kini mulai agak mengerut di bagian tertentu. Mataku pun sudah tidak dapat melihat jauh dan tulisan yang kecil, padahal dahulu mataku ini normal dan dapat membaca tulisan yang kecil di koran. Namun, kini semua itu tak ada lagi pada diriku. Sedikit demi sedikit nikmat itu telah kembali kepada pemilik-Nya. Nikmat itu hanya sebentar mampir di tubuhku lalu ia pergi tak kembali.
Cermin itu juga mengajarkanku untuk hidup sederhana. Solekan yang berlebihan jika keluar rumah bisa kuhindari saat ku lirik di cermin. Perhiasan yang mungkin ingin kupamerkan di hadapan orang banyak juga kembali kulepas karena aku tahu tidak akan mungkin ada yang melihatnya di balik jilbab yang kukenakan ini. Kecuali perhiasan ini mempercantikku di hadapan suamiku saja. Cermin ini begitu objektif memberikan penilaian padaku. Sehingga aku kini berusaha untuk hidup dalam kesederhanaan yang selaras dengan rezeki yang Allah berikan pada kami.
Tak sampai di situ, ternyata cermin mengingatkanku akan satu hal yang sangat penting hari itu. Ya, aku ingat untuk tidak berpikir bahwa apa-apa yang kukatakan dan lakukan adalah yang paling baik dan benar. Ketika wajah ini terlihat di cermin, aku semakin sadar bahwa tidak ada yang dapat aku sombongkan. Wajah ini Allah ciptakan dengan bahan yang sama dengan orang lain, lantas mengapa aku menganggap diriku superior. Padahal di balik wajah ini aku menyimpan banyak sekali aib keburukan yang tidak diketahui oleh orang lain. Bisa saja dengan mudah Allah buka di hadapan orang banyak suatu saat nanti. Sungguh tak ada kebenaran di dalam kesombongan.

Matematika Allah

adalah kelanjuatn dari artikel saya sebelumnya yaitu "KEAJAIBAN SEDEKAH". Saat ini saya tidak akan membahas tentang keajaiban sedekah, namun saya akan mengajak anda untuk berhitung dengan "MATEMATIKA ALLAH", yaitu matematika yang tidak bisa dinalar dengan otak manusia. Bahkan jika manusia melakukan penelitianpun tidak akan menemukan jawabannya, karena semua itu adalah RAHASIA Allah. Seperti yang sudah saya tulis di artikel "Keajaiban Sedekah" bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Seorang Ustadz tenama Yusuf mansur bahkan memberikan gambaran menganai hitungan hitungan sedekah dengan nama Matematika Sedekah, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah.

Beliau memberikan ilustrasinya sebagai berikut:

10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.

Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:

10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.

Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:

10 - 2 = 28

10 - 3 = 37

10 - 4 = 46

10 - 5 = 55

10 - 6 = 64

10 - 7 = 73

10 - 8 = 82

10 - 9 = 91

10 - 10 = 100

Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Ingatlah, balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal. Dan, kita pakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat. nanti Calkulator anda Error. Tapi hebatnya Calculator Allah mampu mengitung semua amal yang makluknya. Oleh karena itu, kita perlu merasa rugi besar jika kita hanya mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT. Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.

"MARI SALING GERAK MENGGERAKKAN DALAM HAL KEBAIKAN".

Jika anda ingin menambah ilmu anda tentang agama Islam, anda bisa klik www.esyariah.com/?id=duatigacell . Website tersebut adalah salah satu bisnis dari Ustad kondang yaitu Ust. Yusuf Mansyur. Di website itu anda juga bisa mendownload kajian-kajian islami bahkan Al-Quran digital. Semoga info tentang sedekah dari saya bisa bermanfaat untuk anda semua yang membacanya. Amin Yaa Robb.

Matematika Allah ala Pengungsi Palestina

 

Baru saja dua minggu lalu pengungsi Palestina di Suriah dan Gaza mengirimkan uang bantuan kepada saudara-saudaranya korban Tsunami dan Gunung Merapi sebesar 4 ribu dolar, Allah langsung menggantinya dengan hewan qurban senilai 120 ribu dolar sumbangan dari masyarakat Turki. 

Hal ini disampaikan oleh Ziad Said Mahmud, Kordinator Bantuan Kemanusiaan Internasional untuk Palestina, kepada Sahabat Al-Aqsha lewat telepon.
Lelaki asal Gaza ini meyakini, ini merupakan janji Allah, yang akan melipatgandakan kebaikan. “Jangan lupa, ukuran Allah pasti jauh lebih besar dari ukuran manusia. Dalam hitungan uang manusia saja, dari 4 ribu yang kami kirim ke Indonesia dibalas Allah dengan 120 ribu dolar. Berarti kami mendapat keuntungan 30 kali lipat alias 3000 persen,” kata Ziad.
Angka ini belum termasuk nilai hewan qurban yang disembelih di Gaza, kiriman kaum Muslimin dari berbagai negara di dunia.

Belum lagi, tambahnya, pahala dalam bentuk lain, berupa kebaikan-kebaikan yang terlimpah atas para pengungsi dan rakyat Palestina, misalnya anak-anak yang semakin shalih dan rajin menghafal Al-Quran. “Dan yang paling penting,” kata Ziad, “pahala yang kita tunggu-tunggu di Akhirat.”

Seperti ‘Idul Adha tahun-tahun sebelumnya, para pengungsi Palestina yang ada di Suriah kedatangan tamu-tamu dari Turki yang menyampaikan dana hewan kurban dari masyarakat negeri Bulan Sabit Putih itu.
Pengungsi Palestina di Suriah berjumlah sekitar 500 ribu orang. Hewan qurban yang dagingnya bernilai sekitar 120 ribu dolar (sekitar 1,1 miliar rupiah) itu disampaikan lewat tiga organisasi kemanusiaan Turki, yaitu: IHH, Yardimeli, dan Syeikh Khulushi Afendi Foundation.

Para relawan dari ketiga organisasi itu, ikut menyembelih dan membagikan langsung daging qurban dan uang tunai ke rumah-rumah para pengungsi Palestina yang paling miskin, uzur, maupun tergeletak sakit. Di sepanjang jalan, mereka juga membagi-bagikan permen dan balon kepada anak-anak pengungsi Palestina, yang kontan tersenyum gembira.
Amirrul Iman, direktur operasional Sahabat Al-Aqsha, mengaku kagum dengan cara berpikir para pengungsi Palestina itu. “Kita di Indonesia harus banyak belajar dari mereka. Diantaranya soal matematika ini. Negeri kita banyak utang, tingkat kemiskinan kita sangat tinggi, dan banyak musibah. Sudah waktunya kita pakai matematika Allah untuk menyelesaikannya,” kata Amirrul.

Caranya?“Ya dengan banyak berinfaq fii Sabilillah. Mengimani bahwa melepas milik kita untuk Allah itu pasti balasannya lebih besar lagi,” kata Amirrul.

Namun begitu, Ziad Said Mahmud, yang juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, pihaknya mengirim sumbangan ke Mentawai dan Merapi tidak mengharapkan balasan dari siapapun selain dari Allah. Ziad mengutip ayat 134 surat An-Nisaa’ yang artinya: “Maka barangsiapa yang mengharapkan balasan di dunia (merugilah mereka), sedangkan dari Allah tersedia balasan di dunia dan Akhirat. Maka Allah Maha Mendengar, Maha Melihat…”(rpblk)