Ada proses bernama  thermo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam  memproduksi minyak. Misalnya limbah berbasis karbon jika dipanaskan dan  diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alamiah  proses ini menbutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperiman yang  sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon  petroleum.
2. Menghilangkan Garam dari Air laut

PBB mencatat, suplai air bersih  akan sangat terbatas bagi miliaran manusia pada pertengahan abad ini.  Ada teknologi bernama desalinasi, yakni menghilangkan kadar garam dan  mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan solusi yang  bisa dilakukan untuk mencegah krisis air. Masalahnya, teknologi ini  masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para  ilmuwan tengah mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan  energi lebih sedikit. Salah satu caranya adalah dengan melakukan  evaporasi pada air sebelum masuk ke membran dengan pori-pori  mikroskopis.
3. Tenaga Hidrogen
Bahan bakar hidrogen dianggap  sebagai bahan bakar alternatif bebas polusi. Energi dihasilkan dari  perpaduan antara hidrogen dan oksigen. Problemnya adalah bagaimana  hidrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air dan alkohol harus diproses  dulu untuk mengekstaksi hidrogen sehingga menjadi sel bahan bakar.  Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah  mencoba membuat laptop serta peranti lain dengan tenaga fuel cell.
4. Tenaga Surya

Energi surya yang sampai di bumi  terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik atau panas.  Beberapa perusahaan dan perumahan sudah berhasil menggunakan aplikasi  ini. Mereka memakai sel surya dan termal surya lain sebagai media  pengumpul energi.
5. Konversi Panas Laut

Media pengumpul tenaga surya  terbesar di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi Amerika Serikat  (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas surya setara dengan energi yang  dihasilkan 250 miliar barel minyal per hari. Ada teknologi bernama OTEC  yang mampu mengkonversikan energi termal laut menjadi listrik.  Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu menjalankan turbin dan  menggerakan generator. Masalahnya, teknologi ini masih kurang efisien.
6. Energi Gelombang Laut

Laut melingkupi 70 persen  permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat  menggerakkan turbin-turbin sehingga mengasilkan listrik. Problemnya agak  sulit memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga  memproduksi energi yang cukup. Solusinya adalah dengan menyimpan  sebagian energi ketika gelombang cukup besar. Sungai Timur kota New York  saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam turbin bertenaga  gelombanng air. Sedangkan Portugis justru sudah lebih dulu mempraktikan  teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500 rumah.
7. Menanami Atap Rumah

Konsep ini diilhami dari Taman  Gantung Babilonia yang masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia. Istana  Babilonia terdiri atas atap yang ditanami aneka flora, juga balkon dan  terasnya. Taman atap ini mampu menyerap panas dan mengurangi karbon  dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di  sekitar rumah hijau kita.
8. Bioremediasi

Ada proses bernama bioremediasi,  yakni memanfaatkan mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi.  Salah satunya adalah membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan  bantuan mikroba. Atau memakai tanaman untuk menetralisir arsenik dari  tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata punya daedah untuk membersihkan  bumi kita dari aneka polusi.
9. Kubur Barang-barang Perusak
Karbon dioksida adalah faktor  utama penyebab pemanasan global. Energy Information Administration (EIA)  mencatat, tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metrik  ton. Metode paling sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu  adalah dengan menguburkan berbagai sumber penghasil CO2 seperti aneka  limbah elektronik berbahaya. Namun ilmuwan masih belum yakin bahwa gas  berbahaya akan tersimpan aman. Tetap saja kelak akan muncul imbas  negatifnya bagi lingkungan.
10. Buku Elektronik
Bayangkan, berapa ton kertas dan  berapa banyak pohon harus ditebang bagi seantero dunia jika kita semua  harus membeli koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas  faks, sampai tisu toilet. Buku elektronik atau surat elektronik yang  lebih dikenal dengan e-book dan email memberi kontribusi sangat berarti  pada kelangsungan hidup. Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat  ditekan, sehingga bahan kita tak perlu menebang terlalu banyak pohon."













 






