TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Sebuah serangan yang justru berbalik membunuh tentara dan penduduk sendiri. Serangan bumerang tersebut kini terjadi pada Israel. Ada banyak senjata yang dipegunakan oleh tentara pertahanan Israel (IDF) di Gaza mengandung komponen Uranium dan setelah mengalami benturan memercikkan partikel aerosol yang kemudian tertiup kembali ke arah perbatasan Israel dengan dampak-dampak yang cukup parah.
Sudah beberapa waktu berlalu sejak Israel mengebom  Libanon dan Jalur Gaza, dan dalam kedua serangan tersebut, senjata yang  dipergunakan Israel meninggalkan jejak derita bagi orang-orang yang  tinggal di daerah hembusan angin.
 Kini bisa dilihat hasil-hasil tindakan tersebut,  dan boleh dibilang, siapa yang menebar benih maka dia akan menuai  hasilnya. Hal tersebu terngiang jelas pada telinga para penduduk Israel.  Sejumlah pernyataan kesehatan yang dirilis membuktikan bahwa ketika  sebuah pasukan mempergunakan senjata yang ilegal dengan licik, maka  penggunaan senjata tersebut akan berbalik kepada sang empunya. Seperti  yang terjadi saat ini, dimana senjata Israel membunuh warga Yahudi  Israel.
Pada bulan Mei lalu, harian Haaretz menyebutkan:  "Kualitas sperma pria Israel turun 40% dalam satu dekade terakhir. Hasil  tersebut didapat dari penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit  Hadassah (organisasi wanita Zionis) Yerusalem, Mount Scopus. Penyebab  penurunan tersebut masih belum diketahui, namun para peneliti meyakini  bahwa hal tersebut ada hubungannya dengan terpaparnya anak-anak dan wanita hamil terhadap hormon dan zat-zat lain yang mengkontaminasi makanan dan air.
Bulan ini ada sejumlah statistik yang kembali  mengindikasikan bahwa kontaminasi uranium kadar rendah kemungkinan besar  menjadi penyebabnya. Tajuk utama berikutnya bahkan lebih mengejutkan:  "Lebih banyak wanita yang didiagnosis mengidap kanker di Israel  dibandingkan Eropa." Tingkat kesehatan Israel anjlok drastis jika  dibandingkan dengan negara-negara berkembang di Eropa, kata Asosiasi  Medis Israel pada hari Rabu (16/9). Israel terpuruk di bawah rata-rata  negara Eropa dalam hal pencegahan penyakit.
Laporan tersebut memberikan pesan yang jelas bahwa  ada sesuatu yang mungkin menyebabkan hal tersebut. Perbandingan tersebut  menyebutkan angka pasien kanker wanita sebagai berikut: 290 orang per 100.000 penduduk, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata 179 orang di Eropa.
Terdapat pula tanda-tanda tumor yang merusak sistem  imunitas manusia, tingkat penyebaran tumor tersebut bervariasi diantara  berbagai wilayah geografis di Israel. Sebanyak 4.812 kasus tumor yang  dialami penduduk Yahudi dilaporkan pada Lembaga pendaftaran kanker dalam  periode studi 1960-2005. Ada peningkatan standar usia yang penderita  Tumor pada kaum Yahudi kelahiran Israel. Angka kejadian tertinggi tampak  pada kaum Yahudi dengan rata-rata usia 20-24 tahun.
Kesimpulannya: Laporan tersebut mengindikasikan  tingkat kejadian tumor pada orang-orang Yahudi dewasa yang lahir di  Israel meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Mengenai hal  tersebut, Leuren Moret mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh  penghirupan radiasi tingkat rendah. "Uranium dan fosfor bersifat  saling mengikat. DNA dan sel tubuh warga Israel memiliki kadar fosfat  yang tinggi, dan oleh karena itu, DNA dan sel tubuh tersebut mampu  menarik uranium. Saat uranium tersebut telah menempel pada DNA dan sel,  maka zat tersebut menimbulkan kerusakan yang diakibatkan oleh efek kimia  logam berat, radioaktif dan partikel."
"Namun dampak terburuk uranium bagi DNA dan sel  adalah efek foto-elektron. Uranium bukan hanya melepaskan energi dalam  bentuk partikel alfa dan sinar gamma, namun juga menyerap energi lain  yang dilepaskan oleh sel dan kemudian melepaskan energi serapan tersebut  dalam bentuk sinar foto-elektron yang mampu melenyapkan apapun yang  melekat pada uranium. Hal ini pertama kali dijabarkan oleh Dr. Chris  Busby, seorang pakar radiasi tingkat rendah yang bekerja untuk  pemerintah Inggris dan Parlemen Eropa.
Leuren menambahkan, "Karena dampak paparan uranium,  dilaporkan bahwa ada peningkatan tajam angka penderita diabetes sejak  tahun 1945, dan hal tersebut dikaitkan dengan radiasi, khususnya paparan  uranium. Wanita hamil yang  menderita diabetes dan tidak merawatnya, akan melahirkan bayi-bayi  lemah yang membiakkan kanker ganas dalam tubuhnya, resiko kerusakan  jantung dan berbagai bentuk kecacatan lahir dan penyakit lainnya.   Paparan uranium dapat menimbulkan serangkaian penyakit, seperti  penyakit otak, usus, keracunan logam berat, ruam di kulit. Kontak dengan  kulit yang terkontaminasi menimbulkan resiko tinggi terkena kanker  kulit.
Dampak terburuk dari paparan radiasi adalah  kematian janin dan cacat genetik, dimana cacat genetik pada janin akan  terus terjadi dan tidak terputus bahkan hingga generasi berikutnya. Uranium panas dari bom,  peluru kendali dan proyektil peluru ilegal menimbulkan gas radioaktif  yang terdiri dari partikel-partikel kecil uranium oksida yang dihasilkan  kala proyektil peluru melesat keluar dari gagang senjata.
Setelah mengalami benturan, gas radioaktif dalam  volume yang tinggi menyebar ke atmosfer, dimana zat tersebut bisa  ditularkan di sepanjang perbatasan, dan bahkan mengelilingi dunia dalam  beberapa minggu. Zat tersebut tetap berada di atmosfer sebelum  dijatuhkan kembali ke bumi, biasanya dalam waktu dua bulan sesudahnya.  Partikel uranium kadar rendah mengkontaminasi udara yang dihirup  manusia, air minum dan makanan.
Jaringan tubuh manusia akan menyaring partikel  uranium kadar rendah dari darah dan menyebabkan berbagai penyakit yang  banyak disebut "sindrom Perang Teluk". Radiasinya berbeda, tidak  mengenal batasan, kelas ekonomi sosial, dan agama. Tidak ada cara untuk  menyembuhkan atau membersihkannya.
Sebelumnya, cacat DNA semacam itu menimpa bayi dan anak-anak Irak  dan Afghanistan, sebagaimana dengan jelas terlihat dan  didokumentasikan. Dengan terpapar uranium, maka ada kemungkinan kuat  bahwa kaum Yahudi Zionis di Israel akan merasakan dampak yang sama untuk  beberapa generasi ke depan.
AS memasok Israel dengan berbagai jenis senjata  yang mengandung komponen uranium, dan dipergunakan dalam konflik Libanon  maupun pembantaian Gaza. Israel kini memiliki tumpukan senjata serupa  yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan serangan ke Iran. Jika serangan tersebut jadi dilakukan, maka akibatnya akan menimpa seluruh kawasan Timur Tengah.  (dn/pt) Dikutip oleh www.suaramedia.com






















