1. Howard Schultz
Merupakan anak dari ayah dan ibu yang putus sekolah dan seorang sopir truk, Schultz yang sekarang merupakan CEO Starbucks dibesarkan di perumahan kumuh di Brooklyn Ia merupakan orang pertama di keluarganya yang berhasil kuliah.
Melalui bukunya, Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time, ia menceritakan usahanya bekerja sebagai bartender, menjual darah, hingga meminjam uang untuk biaya kuliah
Setelah menjadi agen penjual peralatan dapur, ia bekerja di bagian marketing di sebuah toko kecil bernama Starbucks. Lalu saat ide membuat bar espresso ditolak oleh atasannya, Schultz lantas membangun toko saingan
Dua tahun kemudian pada 1987, ia membeli Starbucks dengan harga US$ 3,8 juta atau setara Rp 49,286 juta. Penjualan Starbucks kini mencapai US$ 15 miliar per tahun. Kini, jumlah kekayaan Schults mencapai US$ 2,2 miliar
Quote:2. Oprah Winfrey
Oprah sudah tentu mengenal kerasnya kehidupan sejak usia muda. Menjadi korban perkosaan, kehamilan usia remaja, dan dibesarkan oleh ibunya yang seorang janda dalam kemiskinan di Mississippi era 50 sampai 60-an
Pada usia 32, Oprah mendapat kesempatan mempunyai acara TV sendiri, di mana posisi itu dipegangnya sampai 25 tahun. Bisnis itu mengangkatnya menjadi miliarder dunia. Dengan kesuksesan Harpo Productions dan Oprah Winfrey Network, kini estimasi kekayaannya US$ 2,9 miliar
Quote:3. Larry Ellison
Di masa kanak-kanaknya, Ellison dibesarkan oleh sanak keluarga yang merupakan imigran di bagian Selatan Chicago. Menurut biografinya, Ayah angkatnya pernah menyebutnya 'anak yang tidak bisa mencapai apa-apa'. Setelah ibu kandungnya meninggal, Ellison keluar dari University of Illinois di tahun keduanya tanpa mengikuti ujian
Setelah salah perhitungan startup dengan perusahaan lain, Ellison dan dua rekannya menemukan Software Development Laboratories dengan investasi pribadi masing-masing yang digabungkan dengan jumlah US$ 2.000.
Pada 1983, perusahaannya diubah namanya menjadi Oracle Systems Corporation, dari nama produk utamanya, database Oracle. Kini, kekayaan Ellison berjumlah US$ 51,5 miliar. Di usianya yang 70 tahun, Ellison belum menunjukkan tanda-tanda akan pensiun
Quote:
4. Jeff Bezos
Di usia anak-anak , Bezos bekerja keras di pertanian milik kakeknya dekat Albuquerque, melakukan pekerjaan seperti mengatur pipa dan mem-vaksin hewan ternak. Saat remaja, ia mendapat pekerjaan musim panas di McDonald, hanya setahun sebelum ia menunjukkan bakat wirausaha dengan meluncurkan perkemahan sains anak-anak dengan pungutan biaya US$ 600 per anak
Bezos lulus dari Princetom pada 1986, namun ia belum menemukan kesuksesan hidup sebelum meninggalkan pekerjaan bergengsinya dan mendirikan situs Amazon pada 1994. Pada awal 2000-an, kepopuleran Amazon meledak. Kini, kekayaan Bezos berjumlah US$ 29,7 miliar.
Quote:5. Jan Koum
Koum yang merupakan imigran datang ke Amerika Serikat (AS) di usia 16 bersama Ibu dan neneknya. Keluarga ini tinggal di apartemen dua kamar di Mountain View, California.
Untuk menghidupi mereka, Ibu Koum bekerja sebagai pengasuh anak, sementara Kou, saat remaja bekerja di pasar swalayan. Ia belajar programming komputer di luar jam kerjanya. Hal ini mengantarkannya belajar di San Jose State University saat usianya 18 tahun
Dia bekerja sebagai tester keamanan untuk membantunya bayar sekolah dan berhasil mendapat posisi di Yahoo tahun 1997. Pada awal 2009, ia dan rekannya, Brian Acton, meluncurkan aplikasi telepon genggam komunikasi antar platform yaitu WhatsApp. Aplikasi itu terjual ke Facebook sebesar US$ 19 miliar
Quote:6.fernandaraihan : Mr bee
[/img]
"Saya adalah tukang cuci piring saat berusia 14 tahun dan masuk ke dunia real estate di usia 16," buka Mr Bee dalam wawancara secara eksklusif kepada Goal.
"Saya kemudian bekerja di restoran yang dimiliki orang tua saya karena mereka menilai kami harus belajar bagaimana pentingnya bekerja."
"Kemudian saya membentuk perusahaan pemasaran real estate online, yang memberikan keuntungan besar di bursa saham dan terus berjalan mulai dari sana."
"Meski keluarga saya memiliki banyak saham di Thailand, krisis finansial Asia pada 1997 memaksa kami memiliki hutang dalam jumlah besar. Ketika saya meninggalkan Australia, di mana saya tumbuh dan mendapatkan gelar sarjana dari teknik sipil, saya hanya memiliki simpanan 2,000 $AUS."
"Saya kemudian bekerja di sejumlah industri untuk bisa hidup. Untungnya, saya terlibat di banyak perusahaan yang kemudian saya beli dengan harga murah dan dijual dengan harga tinggi."
Mr Bee juga memiliki perusahaan personal Thai Prime, yang menginvestasikan dana mereka ke perusahaan publik dan memiliki tingkat kesuksesan tinggi dengan mengembalikan bisnis yang sulit menjadi salah satu pemain besar di pasaran. Dengan ketertarikan di sejumlah sektor, sepert pelayanan keuangan, konstruksi, properti, teknologi, parkir, infrastruktur jalan, olahraga juga perusahaan pembiayaan, perusahaan yang dimilikinya menjadi pemimpin di seluruh Asia dan Australia karena kemampuannya mengubah usaha yang dimiliki memiliki nilai jual tinggi.
Kisahnya kurang lebih seperti Raja Midas, tapi dia sama sekali tak terpikirkan soal itu. Mr Bee sudah memiliki kejayaan di usia 39, tapi memiliki kerendahan hati dan masih menjadi sosok yang bersahabat bagi semua orang.
"Saya tahu saya beruntung, dan saya memiliki kehidupan yang baik. Tapi saya masih hidup secara normal. Saya masih membawa keluarga saya ke pasar di akhir pekan, dan mereka masih bermain di sekitar rumah. Kami tak memiliki pembantu rumah tangga yang menginap atau seperti itu. Kami keluarga yang normal seperti yang lainnya," curhat Mr Bee.
Sejumlah industri yang dimilikinya juga membuatnya memiliki kontrak kerja sama di segala penjuru negeri. Ada juga kutipan yang begitu fenomenal yang pernah diungkapkan Mr Bee: "Meski saya tak memiliki miliaran baht, tapi saya tahu di mana harus mendapatkannya," dan dia ingin memperjelas pernyataannya itu.
"Itu cara saya mengatakan saya memiliki kontak yang siap mendukung saya dan melakukan kerja sama dengan saya. Saya mendapat dukungan dari banyak orang dan menunjukkan ketertarikan dalam menjadi bagian dalam banyak hal. Selama waktu itu, saya jadi tahu banyak orang dari banyak industri, jadi saya ingin berinvestasi pada sesuatu yang tidak sulit bagi saya untuk menemukan rekanan yang tertarik bekerja sama bersama saya."
Dan bagaimana perkenalan Mr Bee pada sepakbola Italia, khususnya Milan?
"Adalah Baroness Rotschild yang menyarankan saya bahwa berinvestasi di Milan adalah hal yang memungkinkan," jelasnya.
"Keluarganya tak begitu tertarik pada sepakbola, dan seperti halnya saya, mereka tak akan terlibat dalam sesuatu di mana mereka tak antusias di dalamnya."
"Saya pertama kali menyaksikan sepakbola Italia di awal 1990an, ketika Milan menjadi begitu besarnya. Serie A menjadi liga yang harus dilihat bagi saya dan begitu banyak orang Italia di Australia, jadi saya juga tertarik melihatnya karena orang-orang di sekeliling saya. Semua itu begitu memiliki kesan mendalam, dan saya tak pernah tertarik dengan liga lainnya."
"Karena itulah dalam hal investasi, bagi saya adalah Milan atau tidak sama sekali. Saya tak akan berusaha melakukan pendekatan ke klub lain dan juga saya meyakini harus mendapatkan tim yang benar-benar top. Milan adalah salah satu tim dengan nama besar di sepakbola dan bisa menjadi potensi yang besar."
Dengan nama besarnya sebagai orang yang beberapa kali sukses menjadikan perusahaan kecil atau hampir bangkrut berubah menjadi salah satu raksasa bisnis terbaik di negaranya, nama Mr Bee pastinya menjadi angin segar bagi Milan.
Setidaknya, bila Mr Bee bisa memberikan pengaruh, setengah saja, dari kesuksesannya ke Milan dalam hal bisnis seperti halnya industri lainnya, Rossoneri mungkin bisa kembali merasakan menjadi salah satu tim terbaik di Eropa lagi.
Quote:Pesan Ts : Hidup adalah mimpi, jangan takut tuk bermimpi, jangan hanya bermimpi, jadikanlah mimpu mu itu fakta, realita dan nyata "tak ada yang tak mungkin di dunia ini , bila kita yakini, pastilah kan kau dapati" Manjadda wajadda " Siapa yang bersungguh sungguh ia yang berhasil,, satu lagi innamal a'malu binniah, semua tergantung dari niat kita, so nawaitu nya yang kuat yah gansis sumber : http://u.msn.com/id-id/ekonomi/other...nol/ar-BBj2T9A
Merupakan anak dari ayah dan ibu yang putus sekolah dan seorang sopir truk, Schultz yang sekarang merupakan CEO Starbucks dibesarkan di perumahan kumuh di Brooklyn Ia merupakan orang pertama di keluarganya yang berhasil kuliah.
Melalui bukunya, Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time, ia menceritakan usahanya bekerja sebagai bartender, menjual darah, hingga meminjam uang untuk biaya kuliah
Setelah menjadi agen penjual peralatan dapur, ia bekerja di bagian marketing di sebuah toko kecil bernama Starbucks. Lalu saat ide membuat bar espresso ditolak oleh atasannya, Schultz lantas membangun toko saingan
Dua tahun kemudian pada 1987, ia membeli Starbucks dengan harga US$ 3,8 juta atau setara Rp 49,286 juta. Penjualan Starbucks kini mencapai US$ 15 miliar per tahun. Kini, jumlah kekayaan Schults mencapai US$ 2,2 miliar
Quote:2. Oprah Winfrey
Oprah sudah tentu mengenal kerasnya kehidupan sejak usia muda. Menjadi korban perkosaan, kehamilan usia remaja, dan dibesarkan oleh ibunya yang seorang janda dalam kemiskinan di Mississippi era 50 sampai 60-an
Pada usia 32, Oprah mendapat kesempatan mempunyai acara TV sendiri, di mana posisi itu dipegangnya sampai 25 tahun. Bisnis itu mengangkatnya menjadi miliarder dunia. Dengan kesuksesan Harpo Productions dan Oprah Winfrey Network, kini estimasi kekayaannya US$ 2,9 miliar
Quote:3. Larry Ellison
Di masa kanak-kanaknya, Ellison dibesarkan oleh sanak keluarga yang merupakan imigran di bagian Selatan Chicago. Menurut biografinya, Ayah angkatnya pernah menyebutnya 'anak yang tidak bisa mencapai apa-apa'. Setelah ibu kandungnya meninggal, Ellison keluar dari University of Illinois di tahun keduanya tanpa mengikuti ujian
Setelah salah perhitungan startup dengan perusahaan lain, Ellison dan dua rekannya menemukan Software Development Laboratories dengan investasi pribadi masing-masing yang digabungkan dengan jumlah US$ 2.000.
Pada 1983, perusahaannya diubah namanya menjadi Oracle Systems Corporation, dari nama produk utamanya, database Oracle. Kini, kekayaan Ellison berjumlah US$ 51,5 miliar. Di usianya yang 70 tahun, Ellison belum menunjukkan tanda-tanda akan pensiun
Quote:
4. Jeff Bezos
Di usia anak-anak , Bezos bekerja keras di pertanian milik kakeknya dekat Albuquerque, melakukan pekerjaan seperti mengatur pipa dan mem-vaksin hewan ternak. Saat remaja, ia mendapat pekerjaan musim panas di McDonald, hanya setahun sebelum ia menunjukkan bakat wirausaha dengan meluncurkan perkemahan sains anak-anak dengan pungutan biaya US$ 600 per anak
Bezos lulus dari Princetom pada 1986, namun ia belum menemukan kesuksesan hidup sebelum meninggalkan pekerjaan bergengsinya dan mendirikan situs Amazon pada 1994. Pada awal 2000-an, kepopuleran Amazon meledak. Kini, kekayaan Bezos berjumlah US$ 29,7 miliar.
Quote:5. Jan Koum
Koum yang merupakan imigran datang ke Amerika Serikat (AS) di usia 16 bersama Ibu dan neneknya. Keluarga ini tinggal di apartemen dua kamar di Mountain View, California.
Untuk menghidupi mereka, Ibu Koum bekerja sebagai pengasuh anak, sementara Kou, saat remaja bekerja di pasar swalayan. Ia belajar programming komputer di luar jam kerjanya. Hal ini mengantarkannya belajar di San Jose State University saat usianya 18 tahun
Dia bekerja sebagai tester keamanan untuk membantunya bayar sekolah dan berhasil mendapat posisi di Yahoo tahun 1997. Pada awal 2009, ia dan rekannya, Brian Acton, meluncurkan aplikasi telepon genggam komunikasi antar platform yaitu WhatsApp. Aplikasi itu terjual ke Facebook sebesar US$ 19 miliar
Quote:6.fernandaraihan : Mr bee
[/img]
"Saya adalah tukang cuci piring saat berusia 14 tahun dan masuk ke dunia real estate di usia 16," buka Mr Bee dalam wawancara secara eksklusif kepada Goal.
"Saya kemudian bekerja di restoran yang dimiliki orang tua saya karena mereka menilai kami harus belajar bagaimana pentingnya bekerja."
"Kemudian saya membentuk perusahaan pemasaran real estate online, yang memberikan keuntungan besar di bursa saham dan terus berjalan mulai dari sana."
"Meski keluarga saya memiliki banyak saham di Thailand, krisis finansial Asia pada 1997 memaksa kami memiliki hutang dalam jumlah besar. Ketika saya meninggalkan Australia, di mana saya tumbuh dan mendapatkan gelar sarjana dari teknik sipil, saya hanya memiliki simpanan 2,000 $AUS."
"Saya kemudian bekerja di sejumlah industri untuk bisa hidup. Untungnya, saya terlibat di banyak perusahaan yang kemudian saya beli dengan harga murah dan dijual dengan harga tinggi."
Mr Bee juga memiliki perusahaan personal Thai Prime, yang menginvestasikan dana mereka ke perusahaan publik dan memiliki tingkat kesuksesan tinggi dengan mengembalikan bisnis yang sulit menjadi salah satu pemain besar di pasaran. Dengan ketertarikan di sejumlah sektor, sepert pelayanan keuangan, konstruksi, properti, teknologi, parkir, infrastruktur jalan, olahraga juga perusahaan pembiayaan, perusahaan yang dimilikinya menjadi pemimpin di seluruh Asia dan Australia karena kemampuannya mengubah usaha yang dimiliki memiliki nilai jual tinggi.
Kisahnya kurang lebih seperti Raja Midas, tapi dia sama sekali tak terpikirkan soal itu. Mr Bee sudah memiliki kejayaan di usia 39, tapi memiliki kerendahan hati dan masih menjadi sosok yang bersahabat bagi semua orang.
"Saya tahu saya beruntung, dan saya memiliki kehidupan yang baik. Tapi saya masih hidup secara normal. Saya masih membawa keluarga saya ke pasar di akhir pekan, dan mereka masih bermain di sekitar rumah. Kami tak memiliki pembantu rumah tangga yang menginap atau seperti itu. Kami keluarga yang normal seperti yang lainnya," curhat Mr Bee.
Sejumlah industri yang dimilikinya juga membuatnya memiliki kontrak kerja sama di segala penjuru negeri. Ada juga kutipan yang begitu fenomenal yang pernah diungkapkan Mr Bee: "Meski saya tak memiliki miliaran baht, tapi saya tahu di mana harus mendapatkannya," dan dia ingin memperjelas pernyataannya itu.
"Itu cara saya mengatakan saya memiliki kontak yang siap mendukung saya dan melakukan kerja sama dengan saya. Saya mendapat dukungan dari banyak orang dan menunjukkan ketertarikan dalam menjadi bagian dalam banyak hal. Selama waktu itu, saya jadi tahu banyak orang dari banyak industri, jadi saya ingin berinvestasi pada sesuatu yang tidak sulit bagi saya untuk menemukan rekanan yang tertarik bekerja sama bersama saya."
Dan bagaimana perkenalan Mr Bee pada sepakbola Italia, khususnya Milan?
"Adalah Baroness Rotschild yang menyarankan saya bahwa berinvestasi di Milan adalah hal yang memungkinkan," jelasnya.
"Keluarganya tak begitu tertarik pada sepakbola, dan seperti halnya saya, mereka tak akan terlibat dalam sesuatu di mana mereka tak antusias di dalamnya."
"Saya pertama kali menyaksikan sepakbola Italia di awal 1990an, ketika Milan menjadi begitu besarnya. Serie A menjadi liga yang harus dilihat bagi saya dan begitu banyak orang Italia di Australia, jadi saya juga tertarik melihatnya karena orang-orang di sekeliling saya. Semua itu begitu memiliki kesan mendalam, dan saya tak pernah tertarik dengan liga lainnya."
"Karena itulah dalam hal investasi, bagi saya adalah Milan atau tidak sama sekali. Saya tak akan berusaha melakukan pendekatan ke klub lain dan juga saya meyakini harus mendapatkan tim yang benar-benar top. Milan adalah salah satu tim dengan nama besar di sepakbola dan bisa menjadi potensi yang besar."
Dengan nama besarnya sebagai orang yang beberapa kali sukses menjadikan perusahaan kecil atau hampir bangkrut berubah menjadi salah satu raksasa bisnis terbaik di negaranya, nama Mr Bee pastinya menjadi angin segar bagi Milan.
Setidaknya, bila Mr Bee bisa memberikan pengaruh, setengah saja, dari kesuksesannya ke Milan dalam hal bisnis seperti halnya industri lainnya, Rossoneri mungkin bisa kembali merasakan menjadi salah satu tim terbaik di Eropa lagi.
Quote:Pesan Ts : Hidup adalah mimpi, jangan takut tuk bermimpi, jangan hanya bermimpi, jadikanlah mimpu mu itu fakta, realita dan nyata "tak ada yang tak mungkin di dunia ini , bila kita yakini, pastilah kan kau dapati" Manjadda wajadda " Siapa yang bersungguh sungguh ia yang berhasil,, satu lagi innamal a'malu binniah, semua tergantung dari niat kita, so nawaitu nya yang kuat yah gansis sumber : http://u.msn.com/id-id/ekonomi/other...nol/ar-BBj2T9A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar