Oleh Syanne Susita
Berendam di air panas merupakan satu kenikmatan saat di perjalanan. Negara-negara Asia Timur bisa dibilang yang paling seru menawarkan kenikmatan tersebut, termasuk Seoul. Jimjilbang, begitu sebutan orang Korea untuk rumah pemandian umum, bisa ditemui hampir di mana-mana. Bandara, stasiun kereta bawah tanah sampai beberapa sudut di daerah perumahan, jimjilbang biasanya buka 24 jam.
Jimjilbang juga sering dijadikan tempat persinggahan atau alternatif bermalam oleh orang Korea saat terlalu lelah untuk pulang ke rumah setelah beraktivitas hinggga larut malam. Di jimjilbang memang disediakan tempat tidur atau ruangan besar tempat kita bisa berebah untuk istirahat.
Ruang berganti baju di jimjilbang.
Harga sekali masuk bervariasi, biasanya berkisar antara 5 ribu sampai 15 ribu won. Semakin mahal harga masuk, fasilitas seperti handuk dan baju tentunya lebih bagus. Berhubung saya masuk ke sana pada pagi hari, bersamaan dengan jam memulai aktivitas, harga masuk jimjilbang lebih mahal, 15 ribu won (sekitar Rp 150 ribu).
Begitu masuk, saya diberi dua handuk, kaus plus celana pendek, dan kunci lemari penyimpanan. Awalnya, saya pikir kunci lemari penyimpanan ini untuk menyimpan tas dan baju saya. Tapi begitu melihat lemarinya, kok mungil? Oh, ternyata lemari ini untuk menyimpan sepatu dan saya harus menggunakan sandal yang tersedia di dalam lemari penyimpanan.
Rupanya kunci ini juga untuk lemari penyimpan pakaian. Dan kali ini, saya menemukan lemari penyimpanan yang lebih besar.
Kekampungan saya mulai terlihat lagi gara-gara keder dengan cara membuka lemari penyimpanan. Ternyata kuncinya menggunakan sistem sensor. Cukup ditempel, pintu lemari otomatis terbuka. Tidak perlu diputar.
Kolam air panas dan dingin di jimjilbang.
Sauna untuk wanita dan laki-laki dibuat terpisah. Di rumah pemandian umum ini, biasanya disediakan berbagai macam kolam (basah) dan ruang sauna (kering). Variasi itu bisa dipilih dari cara pemanasan dan variasi suhu.
Mau berendam di air dengan suhu 20 sampai 41 derajat Celcius sampai air dingin juga ada. Ada juga pilihan sauna uap, sauna garam, sauna kayu bakar, dan sauna herbal. Pilihan suhunya pun lebih dahsyat! Mulai dari 40 sampai yang 100 derajat Celcius!
Saya sempat uji nyali dengan mencoba masuk dalam ruang sauna kayu bakar dengan suhu 71 derajat Celcius. Saya hanya sukses bertahan beberapa menit. Panasnya minta ampun! Dada rasanya sempat sesak ketika pertama kali memasuki ruang sauna bersuhu 71 derajat Celcius itu.
Namun sebenarnya, suhu panas setinggi itu justru yang membantu melancarkan metabolisme darah sekaligus menghilangkan kepenatan terutama ketegangan di leher, kepala, kaki dan punggung. Selesai mencoba sauna, saya langsung menuju kolam air panas.
Ruang bilas setelah berendam.
Berendam di kolam panas ini ternyata lebih menyenangkan. Satu hal yang harus segera ditepis adalah perasaan risih saat berendam di kolam. Tidak seperti sauna yang bisa menggunakan handuk, berendam di kolam umum ini harus mencopot semua baju.
Tidak terasa hampir dua puluh menit saya berendam. Saya pun langsung berbilas. Yang ini juga benar-benar harus menghilangkan rasa malu jauh-jauh karena tidak ada kamar mandi. Hanya deretan keran, gayung, dan dingklik. Semua berbilas bersama tanpa penutup. Kalau yang tidak berbiasa, saat mandi ini sebaiknya membawa sabun sendiri.
Tempat bersantai setelah menikmati jimjilbang.
Setelah itu, saya segera bergabung dengan yang lain di sebuah aula besar tempat kita bisa berselonjor melepas kepenatan dan menikmati camilan khas jimjilbang: telur rebus dan patbingsu, es campur ala Korea.
Berendam di air panas merupakan satu kenikmatan saat di perjalanan. Negara-negara Asia Timur bisa dibilang yang paling seru menawarkan kenikmatan tersebut, termasuk Seoul. Jimjilbang, begitu sebutan orang Korea untuk rumah pemandian umum, bisa ditemui hampir di mana-mana. Bandara, stasiun kereta bawah tanah sampai beberapa sudut di daerah perumahan, jimjilbang biasanya buka 24 jam.
Jimjilbang juga sering dijadikan tempat persinggahan atau alternatif bermalam oleh orang Korea saat terlalu lelah untuk pulang ke rumah setelah beraktivitas hinggga larut malam. Di jimjilbang memang disediakan tempat tidur atau ruangan besar tempat kita bisa berebah untuk istirahat.
Ruang berganti baju di jimjilbang.
Harga sekali masuk bervariasi, biasanya berkisar antara 5 ribu sampai 15 ribu won. Semakin mahal harga masuk, fasilitas seperti handuk dan baju tentunya lebih bagus. Berhubung saya masuk ke sana pada pagi hari, bersamaan dengan jam memulai aktivitas, harga masuk jimjilbang lebih mahal, 15 ribu won (sekitar Rp 150 ribu).
Begitu masuk, saya diberi dua handuk, kaus plus celana pendek, dan kunci lemari penyimpanan. Awalnya, saya pikir kunci lemari penyimpanan ini untuk menyimpan tas dan baju saya. Tapi begitu melihat lemarinya, kok mungil? Oh, ternyata lemari ini untuk menyimpan sepatu dan saya harus menggunakan sandal yang tersedia di dalam lemari penyimpanan.
Rupanya kunci ini juga untuk lemari penyimpan pakaian. Dan kali ini, saya menemukan lemari penyimpanan yang lebih besar.
Kekampungan saya mulai terlihat lagi gara-gara keder dengan cara membuka lemari penyimpanan. Ternyata kuncinya menggunakan sistem sensor. Cukup ditempel, pintu lemari otomatis terbuka. Tidak perlu diputar.
Kolam air panas dan dingin di jimjilbang.
Sauna untuk wanita dan laki-laki dibuat terpisah. Di rumah pemandian umum ini, biasanya disediakan berbagai macam kolam (basah) dan ruang sauna (kering). Variasi itu bisa dipilih dari cara pemanasan dan variasi suhu.
Mau berendam di air dengan suhu 20 sampai 41 derajat Celcius sampai air dingin juga ada. Ada juga pilihan sauna uap, sauna garam, sauna kayu bakar, dan sauna herbal. Pilihan suhunya pun lebih dahsyat! Mulai dari 40 sampai yang 100 derajat Celcius!
Saya sempat uji nyali dengan mencoba masuk dalam ruang sauna kayu bakar dengan suhu 71 derajat Celcius. Saya hanya sukses bertahan beberapa menit. Panasnya minta ampun! Dada rasanya sempat sesak ketika pertama kali memasuki ruang sauna bersuhu 71 derajat Celcius itu.
Namun sebenarnya, suhu panas setinggi itu justru yang membantu melancarkan metabolisme darah sekaligus menghilangkan kepenatan terutama ketegangan di leher, kepala, kaki dan punggung. Selesai mencoba sauna, saya langsung menuju kolam air panas.
Ruang bilas setelah berendam.
Berendam di kolam panas ini ternyata lebih menyenangkan. Satu hal yang harus segera ditepis adalah perasaan risih saat berendam di kolam. Tidak seperti sauna yang bisa menggunakan handuk, berendam di kolam umum ini harus mencopot semua baju.
Tidak terasa hampir dua puluh menit saya berendam. Saya pun langsung berbilas. Yang ini juga benar-benar harus menghilangkan rasa malu jauh-jauh karena tidak ada kamar mandi. Hanya deretan keran, gayung, dan dingklik. Semua berbilas bersama tanpa penutup. Kalau yang tidak berbiasa, saat mandi ini sebaiknya membawa sabun sendiri.
Tempat bersantai setelah menikmati jimjilbang.
Setelah itu, saya segera bergabung dengan yang lain di sebuah aula besar tempat kita bisa berselonjor melepas kepenatan dan menikmati camilan khas jimjilbang: telur rebus dan patbingsu, es campur ala Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar