18 Juli 2010 – Korea Selatan mengembangkan rudal jelajah mampu mencapai 1500 km dan berencana menempatkan sepanjang perbatasan dengan Korea Utara paling lambat tahun ini, ucap seorang pejabat pertahanan, Sabtu (17/7) kutip kantor berita Yonhap.
Korsel telah memiliki rudal Hyunmoo yang hanya mempunyai jarak jelajah 1000 km. Berdasarkan kesepakatan dengan Amerika Serikat, Korsel diperkenankan mengembangkan jarak jelajah rudalnya sejauh hulu ledaknya dibawah 500 kg.
Produksi masal rudal permukaan-permukaan Hyunmoo-3C sukses setelah dikembangkan sejak 2008, tambah pejabat tersebut.
Yunhap/Beritahankam
Rudal Balistic
MIM-104 Patriot
Tipe Handphone Permukaan-ke-rudal udara sistem
Tempat asal Amerika Serikat
Sejarah
Dalam pelayanan 1981-sekarang
Digunakan oleh Lihat daftar operator
Sejarah produksi
Perancang Raytheon, Hughes dan RCA
Dirancang 1969
Produsen Raytheon
Diproduksi 1976
Jumlah dibuat lebih dari 172
Varian Patriot, Patriot PAC-1, Patriot PAC-2, Patriot PAC-3
Sistem Patriot telah dijual kepada (pengguna) :
Republik Cina (Taiwan)
Mesir
Jerman
Yunani
Turki
Israel
Jepang
Kuwait
Belanda
Arab Saudi
Uni Emirat Arab
dan Spanyol.
Rudal Patriot
Tipe Permukaan-ke-udara rudal
Tempat asal Amerika Serikat
Sejarah produksi
Perancang Raytheon
Unit cost US $ 1 ke 3 million
Jumlah dibuat lebih dari 8.600
Varian Standar, ASOJ / SOJC, PAC-2, PAC-2 GEM, GEM / C, GEM / T (atau GEM +) dan PAC-3
Spesifikasi (PAC-1 )
Bobot 700 kg
Panjang 5.800 mm
Diameter 410 mm
Warhead Komposisi B DIA M248 ledakan / fragmentasi dengan dua lapisan pra-terbentuk fragmen dan ledakan HE Octol 75/25 / fragmentasi
Hulu ledak berat 91 kg
Detonasi
mekanisme Kedekatan murang
Wingspan 920 mm
Pendorong Roket berbahan bakar padat
Operasional
jangkauan 160 kilometer (99 mi)
Penerbangan ketinggian 24.240 meter (79.500 kaki)
Speed Mach 5,0
Bimbingan
sistem Radio perintah dengan Via Track semi-aktif rudal pelacak
Meluncurkan
platform mobile trainable empat-bundar semi-trailer
[INDIA] Uji coba Rudal Berkemampuan Nuklir dari Bawah Air
New Delhi
(ANTARA News) - India telah mengembangkan sebuah versi bawah air rudal supersonik BrahMos dalam kerja sama dengan Rusia, kata Menteri Pertahanan India AK Anthony di parlemen, kemarin.
Ia menyatakan bahwa rudal itu telah siap, namun pengujian belum dilakukan karena kapal-kapal selam Angkatan Laut India -- jenis HDW Jerman dan Kilo Rusia -- tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal-rudal semacam itu.
India telah meminta Rusia meminjamkan kapal selam untuk melakukan peluncuran uji-coba rudal-rudal bawah air BrahMos, kata Kantor Berita PTI mengutip beberapa sumber pertahanan. India juga terbuka bagi pengujian di wilayah perairan Rusia, kata sumber-sumber itu.
Anthony mengatakan, rudal-rudal BrahMos versi kapal dan darat telah bisa digunakan untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat India setelah serangkaian peluncuran uji-coba yang berhasil.
Rudal jelajah BrahMos, yang dinamai sesuai dengan nama Sungai Brahmaputra India dan Moskva Rusia, dikembangkan oleh BrahMos Corporation, sebuah perusahaan patungan antara Organisasi Pengembangan serta Riset Pertahanan India dan NPO Mashinostroeyenia Rusia.
India dan Rusia berencana memproduksi 1.000 rudal BrahMos dalam 10 tahun ini dan hampir 50 persen dari senjata tersebut diperkirakan dijual ke negara-negara lain demikian DPA.(*)
Ia menyatakan bahwa rudal itu telah siap, namun pengujian belum dilakukan karena kapal-kapal selam Angkatan Laut India -- jenis HDW Jerman dan Kilo Rusia -- tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal-rudal semacam itu.
India telah meminta Rusia meminjamkan kapal selam untuk melakukan peluncuran uji-coba rudal-rudal bawah air BrahMos, kata Kantor Berita PTI mengutip beberapa sumber pertahanan. India juga terbuka bagi pengujian di wilayah perairan Rusia, kata sumber-sumber itu.
Anthony mengatakan, rudal-rudal BrahMos versi kapal dan darat telah bisa digunakan untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat India setelah serangkaian peluncuran uji-coba yang berhasil.
Rudal jelajah BrahMos, yang dinamai sesuai dengan nama Sungai Brahmaputra India dan Moskva Rusia, dikembangkan oleh BrahMos Corporation, sebuah perusahaan patungan antara Organisasi Pengembangan serta Riset Pertahanan India dan NPO Mashinostroeyenia Rusia.
India dan Rusia berencana memproduksi 1.000 rudal BrahMos dalam 10 tahun ini dan hampir 50 persen dari senjata tersebut diperkirakan dijual ke negara-negara lain demikian DPA.(*)
Jenis Rudal Balistik
Soviet SS-20 IRBM RSD-10 Pioneer SS-20 Saber
Rudal balistik adalah Rudal yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman antara 1930-an dan 1940-an. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada 3 Oktober 1942 dan mulai dioperasikan pada 6 September 1944 melawan Paris diikuti dengan serangan terhadap London 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.
Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri atas tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Rudal balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.
Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:
1. Boost Phase
Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km
2. Mid-course Phase
Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan
3. Re-entry Phase
Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata2 dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata2 4 Km / s
Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur (TEL, kapal, pesawat dan kapal selam). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri atas tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. Rudal balistik antar benua dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.
Dalam peluncuran rudal balistik,ada 3 fase utama:
1. Boost Phase
Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km
2. Mid-course Phase
Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan
3. Re-entry Phase
Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata2 dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata2 4 Km / s
Jenis rudal
Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).
Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17).
Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).
Misil balistik jarak menengah dan pendek sering disebut sebagai misil balistik taktis atau teatrikal. Misil balistik jarak jauh umumnya dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir karena kapasitas muatnya sangat terbatas untuk peledak konvensional agar efisien. Menggunakan misil balistik dengan kemampuan jangkauan lebih jauh dari jarak target menjadi salah satu strategi untuk menyulitkan pertahanan. Contohnya, sebuah misil dengan jangkauan 3.000 km yang ditembakkan untuk target yang berjarak hanya 500 km dapat mencapai ketinggian yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.200 km (secara kasar sama dengan ketinggian ICBM), dengan demikian misil tersebut akan menerjang target dengan kecepatan lebih dari 6 km/detik (Mach 17).
R-27 (SS-N-6) (Rusia)
R-13 (SS-N-4) (Rusia)
SS-21 Scarab (Rusia)
Scud (SS-1) (Rusia)
RT-2UTTH Topol M (Rusia)
RT-2PM Topol (Rusia)
R-36 (Rusia)
JL II (China)
Dong-Feng 31 (DF-31) (China)
Pluton (Prancis)
Shaheen II (Pakistan)
Shaheen I (Pakistan)
Ghauri II (Pakistan)
Ghauri I (Pakistan)
Abdali I (Pakistan)
Taepodong II (Korea Utara)
V II (Jerman)
Jericho I (Israel)
Kavoshgar 1 (Iran)
Shahab 3 (Iran)
Agni III (India)
Agni II (India)
Blue Streak (Britania Raya)
Condor (Argentina)
Titan I (Amerika)
Atlas V (Amerika)
Atlas II (Amerika)
SM-65 Atlas (Amerika)
UGM-73 Poseidon (Amerika)
UGM-27 Polaris (Amerika)
Trident II (Amerika)
LGM-118A Peacekeeper (Amerika)
Daftar Rudal Balistik
Amerika Serikat
AGM-48 Skybolt. air-launched ballistic missile (ALBM), Range 1,850 km.
LGM-118A Peacekeeper. ICBM Range 9,700 km
LGM-30 Minuteman. ICBM Range 9,600 km
Trident II – SLBM. Range 11,300 km
UGM-27 Polaris – SLBM. Range 1,853 km
UGM-73 Poseidon – SLBM.
SM-65 Atlas – ICBM 16,670 – 18,500 km.
Atlas II – ICBM Range –
Atlas III – ICBM Range –
Atlas V – ICBM Range –
Titan I – ICBM Range 10,200 km
Titan II – ICBM Range 15,000 km
Argentina
Condor. SRBM Range 900 km
Britania Raya
Blue Steel.
Blue Streak.
India
IGMDP (Surya).
Sagarika – SLBM Range 700+ km.
Agni I SRBM Range 850 km.
Agni II MRBM Range 3300-4800 km.
Agni III IRBM Range 3500-5500 km.
Agni IV ICBM Range 6,000 km (in development).
Iran
Shahab-3. MRBM Range 2,100 km.
Shahab-6 ICBM Range 10,000km.
Kavoshgar-1
Israel
Jericho I. LRBM Range 7,000 km.
Jericho II. MRBM Range 1,300 km.
Jericho III. LRBM Range 6,500 – 7,000 km.
Jerman
V-2. SRBM Range 322 km.
Korea Utara
Rodong-1.
Taepodong-1.
Taepodong-2. ICBM Range 4,000-10,000 km.
Pakistan
Abdali-I. SRBM Range 200 km.
Ghauri I. MRBM Range 1,500 km.
Ghauri II. MRBM Range 2,400 km.
Ghauri III. IRBM Range 3,500 km.
Ghaznavi. SRBM Range 290 km.
Hatf-I/IA. Range 80 – 100 km. Battlefield Range Ballistic Missile (BRBM)
Shaheen I. MRBM Range 750 km.
Shaheen II. IRBM Range 2,500 km.
Shaheen III. IRBM Range 3,500 km.
Perancis
Hadès. SRBM Range 480 km.
M45 SLBM – SLBM. Range 6,000 km.
M51 SLBM – SLBM. Range 8,000 – 10,000 km.
M-4 SLBM – SLBM.
Pluton. SRBM Range 140 km.
Republik Rakyat China
Dong-Feng 4 (DF-4). ICBM Range 4,750km.
DF-5. ICBM Range 13,000 km
DF-31. ICBM Range 7,200 – 11,200 km.
JL-1 – SLBM.
JL-2 – SLBM. (Ju Lang-2, Giant Wave 2) Range 8,000 km.
Rusia
R-36. ICBM Range 10,200-15,200 km
RT-23 Molodets (SS-24 Scalpel). ICBM Range 10,000 – 11,000 km
RT-2PM Topol (SS-25 / Sickle). Mobile ICBM Range 10,500 km
RT-2UTTH Topol M (SS-27). ICBM Range 11,000 km
Scud (SS-1). SRBM Range 150-700 km
SS-21 Scarab. SRBM Range 70-120 km
R-13 (SS-N-4) – SLBM. Range 600 km.
R-21 (SS-N-5) – SLBM. Range 1,450 km
R-27 (SS-N-6) – SLBM. Range 2,400-3,000 km.
R-29 (SS-N-8) – SLBM.
R-31 (SS-N-17) – SLBM.
R-39 (SS-N-20) – SLBM. Range 8,250 km
SS-N-23 – SLBM.
SS-NX-30 – SLBM.
RSD-10 Pioneer – IRBM Range 5,500 km.
MR-UR-100 Sotka – ICBM Range 10,250 – 10,320 km.
UR-100 – ICBM Range 10,600 km.
UR-100N – ICBM Range 10,000 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar