Kantor pengintaian nasional Amerika Serikat (NRO), baru saja meluncurkan satelit mata-mata pengintai terbarunya, melalui Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida AS.
Salah seorang pejabat pemerintahan AS menjuluki satelit mata-mata yang diterbangkan sebagai “satelit terbesar di dunia”. Tak heran bila dibutuhkan roket pendorong terbesar milik AS, Delta 4, untuk meluncurkan satelit tersebut.
“Misi ini untuk memastikan sumber-sumber penting NRO bisa terus mendukung pertahanan nasional negara,” ujar Brigjen Ed Wilson, Komandan Wing Antariksa ke-45, kepada MSNBC, sesaat setelah peluncuran.
Bahkan, perusahaan roket pemilik Delta 4, United Launch Alliance tak tahu menahu apa isi kargo yang dibawa oleh satelit. “Saya sama sekali tak mengetahui. NRO yang akan menjawabnya,” ujar Michael J Rein, juru bicara United Launch Alliance kepada FoxNews.
Menurut SpaceFlightNow, satelit yang diterbangkan ke orbit geosinkron yang berjarak 35.900 km itu dipercaya sebagai pesawat luar angkasa yang mampu berfungsi sebagai penyadap suara dan elektronik.
“Satelit ini sepertinya terdiri dari receiver-receiver radio yang sensitif dengan antena (mirip payung-red) yang lebar jangkauannya sepanjang 100 meter untuk mengumpulkan data intelijen elektronik bagi National Security Agency,” kata Ted Molczan, seorang pengamat angkasa yang ternama kepada SpaceFlightNow.
Menurut Molczan satelit mata-mata ini akan menggantikan salah satu pesawat luar angkasa pengintai lawasnya, atau bisa juga memperbanyak satelit mata-mata dengan menempatkannya di lokasi orbit geosinkron yang baru.
Peluncuran NROL-32 melanjutkan serangkaian peluncuran satelit milik NRO dalam meluncurkan satelit-satelit mata-mata setelah absen selama sekitar 20 tahun. September lalu, melalui Vandenberg Air Force Base, California, roket Atlas 5 juga telah menerbangkan sebuah satelit mata-mata berteknologi radar-imaging generasi baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar