Jumat, Mei 27, 2011

SUKHOI INDONESIA

Kamis, 19 Mei 2011

Empat Jet Sukhoi ke Ambalat



Foto:detik Foto

Shukoi TNI AU
19 Mei 2011, Tarakan (Batam Pos): Seringnya kapal-kapal angkatan laut Malaysia melanggar batas wilayah perairan Indonesia di Ambalat, membuat pemerintah RI kian waspada.

Bahkan, empat pesawat tempur milik TNI AU jenis Sukhoi dikerahkan untuk mengamankan wilayah Ambalat dan perbatasan utara Kalimantan Timur.

Empat jet tempur baru buatan Rusia itu, tiba di Bandara Kelas I Khusus Juwata Tarakan, sekitar pukul 10.20 Wita, Rabu (17/5) kemarin. Keempat pesawat tempur ini direncanakan akan melakukan operasi di perbatasan selama empat hari, mulai kemarin hingga Sabtu (21/5).

Selain empat pesawat tempur Sukhoi, dukungan operasi lainnya adalah satu unit pesawat angkut Hercules dan satu helikopter Puma untuk SAR.

Komandan Skadron Udara XI Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Letkol Pnb Tonny Haryono, membenarkan, kedatangan pesawat-pesawat tempur milik TNI AU ini dalam rangka melaksanakan operasi pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan mengamankan wilayah alur laut kepulauan.

”Selain itu, kita juga melaksanakan profisiensi untuk mendukung pengoperasian sistem di Tarakan,” kata Tonny, kepada Radar Tarakan (Batam Pos Group) kemarin.

Kedatangan pesawat-pesawat tempur ini juga bagian dari operasi rutin yang dilakukan TNI AU. ”Tentunya semua sesuai perintah pimpinan. Kalau ada eskalasi (oleh pesawat Malaysia di perbatasan) di luar kewenangan kita. Pesawat Sukhoi apabila diperlukan dan diberi perintah untuk melaksanakan penindakan kami siap,” tegasnya.

Dijelaskannya, dalam operasi ini meski pihaknya membawa serta pesawat tempur Sukhoi, bukan berarti pihak TNI AU mencoba untuk menakut-nakuti Malaysia di perbatasan.

”Pelaksanaan operasi akan menyesuaikan perintah pimpinan. Kami (pilot Sukhoi) hanya unsur penindak, jika ada perintah atau penindakan kami siap,” tuturnya.

Sebelum mendarat di Tarakan kemarin, dirinya mengaku sudah memantau wilayah perbatasan Ambalat secara visual dari udara. ”Tadi hanya melaksanakan dan memantau secara visual saja, dan Alhamdulilah tidak ada masalah,” ungkap Tonny.

Pesawat Sukhoi ini mampu terbang sampai dengan 4,5 jam dengan ketinggian tertentu sesuai ancaman yang dihadapi. Empat pesawat Sukhoi yang menginap di Tarakan selama empat hari ini terdiri dari dua Sukhoi 30 yang diterima TNI AU tahun 2009 dan dua Sukhoi 27 SKM yang diterima bulan September 2010 lalu.

”Semuanya pesawat baru dan memiliki kelebihan yang baik. Avionic baru dan sudah standardisasi barat, mempunyai kemampuan air to ground gaet yang bisa diatur, termasuk radar yang bisa men-scanner target di atas permukaan laut,” jelasnya.

Lalu apakah Sukhoi akan melakukan patrol rutin selama empat hari di perbatasan? ”Tergantung perintah pimpinan, yang jelas TNI AU tidak akan memprovokasi, tapi kalau diprovokasi kita siap bertindak kalau komandan memerintahkan,” sebutnya.

Dijelaskannya, pulau Tarakan ini termasuk wilayah alur laut ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) dua. Di Indonesia, ada tiga pembagian ALKI. Mulai Selat Malaka sampai Selat Sunda masuk dalam wilayah ALKI 1, Selat Lombok, Selat Bali, sampai pulau Tarakan masuk dalam ALKI 2 dan ALKI 3 meliputi Indonesia Timur sekitar Flores.

Meski baru pertama kali mendarat di Tarakan, diakui Tony sebenarnya pesawat-pesawat Sukhoi ini pernah terbang di atas Pulau Tarakan saat melakukan operasi perbatasan. Namun memang tidak diketahui oleh masyarakat luas karena hanya bersifat patroli dan pesawat langsung kembali ke Makassar.

”Tahun lalu kita sudah pernah melintas di Tarakan, tapi tidak landing hanya patroli,” akunya.

Lanud Tarakan, termasuk salah satu pangkalan yang sangat strategis posisinya, terutama untuk melakukan operasi perbatasan akan sangat efektif. Dengan adanya pangkalan satu ini, TNI AU bisa menjangkau operasi ke mana saja. ”Kalau dari Makassar langsung ke Ambalat kan serba terbatas, apalagi kalau ada ancaman yang segera harus ditindak,” ujarnya.

Untuk diketahui, dari Makassar ke Tarakan waktu tempuh yang dibutuhkan pesawat Sukhoi ini adalah 1 jam 5 menit, dengan kecepatan sekitar 800 km perjam.

Sumber: Batam Pos

Rabu, 07 Juli 2010

SUKHOI TNI AU INDONESIA










GAMBAR BY RAHAKUNDINI










Gambar : By Rahakun dini bakrie
Gambar : By Rahakun dini bakrie

Sukhoi Su-30



Sukhoi Su-30 (kode NATO: Flanker-C) adalah pesawat tempur yang dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996. Pesawat ini adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle Amerika Serikat.
Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial. Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2, yang dirancang dan dijual kepada Tiongkok. Su-30 paling mutakhir adalah seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk Malaysia dan MKA untuk Aljazair.

Operator


Operator militer Su-30
Bendera Aljazair Aljazair
Bendera  Republik Rakyat Cina Republik Rakyat Cina
Bendera India India
Bendera Indonesia Indonesia
Bendera Malaysia Malaysia
Bendera Rusia Rusia
Bendera Venezuela Venezuela
Bendera Vietnam Vietnam

Sukhoi Su-27

Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Disain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Pesawat ini sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan-Gurevich, karena Su-27 dan MiG-29 berbentuk mirip. Ini adalah keliru, karena Su-27 dirancang sebagai pesawat interseptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat

Indonesia (TNI-AU) mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996. Kontrak tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Empat tahun kemudian pada acara MAKS 2007 di Moskow Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak unruk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS.[2]

dan 3 sukhoi telah tiba tahun 2009 jadi jumlah untuk saat ini 10 unit dan akan datang 3 sukoi september 2010 jadi 13 sukoi indonesia berencana mebangun 4 sekuadron sukkoi

wilkimedia












__________________
Indonesian Police don't need an Evo to chase.. they have some single turbo & NOS equipped 402HP V6 Galants, some heavy tuned Mazda 6's and some heavy tuned Ford Focus'.. always think twice to speeding in Indonesia :D

Hari Ini TNI Gelar Upacara HUT ke-65

0diggsdigg


JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini, Selasa (5/10/2010), genap berusia 65 tahun. Untuk memperihati HUT ke-65 TNI, upacara peringatan akan digelar di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Rencananya, rangkaian atraksi pesawat tempur yang dimiliki Indonesia akan meramaikan perayaan hari jadi TNI tersebut.

Pergelaran kali ini tampaknya mengambil tema mewujudkan TNI yang tangguh dan siap menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Sebagaimana tulisan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, SE yang dikutip dari website TNI.

Sumber: KOMPAS

Ulang Tahun ke-65 TNI Unjuk Kekuatan

0diggsdigg


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada peringatan hari ulang tahun ke-65 ini, TNI akan unjuk kekuatan di Pangkalan TNI, Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (5/10/2010). Unjuk kekuatan ini akan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan jajarannya, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, dan para tamu dan undangan.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, segenap kekuatan udara TNI yang terdiri dari pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat latih, dan pesawat helikopter akan melakukan fly past.

Beberapa pesawat yang diturunkan, antara lain, 4 pesawat helikopter colibri TNI AU dari skadron udara 7 Lanud Kalijati, 3 helikopter bell 412 dan sebuah helikopter Bolco TNI AL, 4 helikopter serbu TNI AD MI-17, 4 pesawat NC 212 patroli maritim TNI AL, 6 pesawat latih KT-1 wong bee dari skadron pendidikan 102 Lanud Adisutjipto, 4 pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14, 2 pesawat Hawk MK-53 dari Skadron Udara 15, 6 pesawat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun, 9 pesawat Hawk 100/200 dari Skadron 1 Lanud Supadio dan Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, serta 6 buah pesawat TNI terbaru, Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin. Selain itu, ada pula unjuk kekuatan kendaraan tempor oleh personel dari Kostrad, Marinir TNI AL, Gultor Kopassus, Paskhas TNI AU, Den Bravo, dan lainnya.

Sumber: KOMPAS

Foto News : Sukhoi Meriahkan HUT TNI

0diggsdigg


Enam pesawat Sukhoi menunjukan kebolehannya dengan terbang rendah.


Atraksi pesawat Sukhoi ini mengundang tepuk tangan hadirin.


Pesawat andalan TNI AU F-16 juga turut memeriahkan HUT ke-65 TNI.


Barisan para taruna TNI AU.


Barisan para taruna TNI AU dengan pakaian lengkap khas pilot pesawat tempur.


Presiden SBY melakukan inpeksi pasukan.


Peringatan HUT ke-65 TNI berlangsung meriah.

Pesawat Sukhoi Diserahkan di Makassar

Personil TNI AU menyiapkan kursi sebelum upacara penyerahan 3 jet tempur Sukhoi Su-27SKM di Pangkalan Udara Sultan Hassanudin, Makassar, 27 September 2010. (Foto: Reuters)

28 September 2010, Makassar -- Tiga pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM diserahkan dari Pemerintah Federasi Rusia kepada Pemerintah Republik Indonesia di Pangkalan TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/9). Pemerintah Federasi Rusia diwakili Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov, sedangkan Pemerintah RI diwakili Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat.

Menurut Imam Sufaat, walaupun lebih mahal dibandingkan dengan pesawat sejenis produksi negara lain, Sukhoi lebih cocok untuk kebutuhan pertahanan udara Indonesia. ”Pembelian pesawat Sukhoi itu sudah didahului dengan banyak pertimbangan. Pesawat Sukhoi lebih cocok untuk bermanuver dan sesuai karakter wilayah Indonesia,” kata Imam.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, dengan diserahkannya tiga pesawat Sukhoi itu, kini Indonesia memiliki 10 pesawat Sukhoi, masing-masing lima pesawat SU-27 SKM dan SU-30 MK2.

Ketiga pesawat yang diserahkan itu, kata Eris, merupakan bagian dari enam pesawat yang dibeli melalui perjanjian tahun 2008. ”Total anggaran untuk pembelian keenam pesawat itu 335 juta dollar AS,” kata Eris.

Setelah kesepuluh pesawat Sukhoi itu, Indonesia masih akan melanjutkan pembelian pesawat yang sama hingga tahun 2014. Rencananya, Indonesia akan membeli enam pesawat lagi agar bisa memiliki 16 pesawat tempur Sukhoi pada akhir 2014.

Dalam kesempatan itu, Purnomo menegaskan kembali bahwa Indonesia mulai membuat prototipe pesawat tempur generasi 4,5 bersama Korea Selatan pada 2020. Pesawat tempur itu akan melengkapi generasi keempat, seperti F-16 dan Sukhoi. ”Produksi pesawat tempur itu merupakan implementasi dari instruksi Presiden terkait kemandirian peralatan utama sistem persenjataan,” katanya.

Alexander Ivanov mengatakan, kasus meninggalnya tiga teknisi saat merakit pesawat tempur Sukhoi di Pangkalan Udara Hasanuddin dianggap selesai. ”Pemerintah kami tidak memperpanjang kasus itu dan menganggapnya selesai,” tutur Ivanov.

Menhankam, Purnomo Yusgiantoro (kanan) bersama Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov (kiri), melihat cockpit pesawat Sukhoi usai serah terima pesawat Sukhoi SU-27SKM di Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin Makassar, Senin (27/9). Sebanyak tiga unit pesawat Sukhoi tipe SU-27SKM yang di pesan di Rusia di serahkan ke pemerintah Indonesia yang di wakili oleh Menhankam untuk melengkapi enam pesawat dari sepuluh pesanan pesawat Sukhoi SU-30MK2 dan SU-27SKM pada 2003 lalu. (Foto: ANTARA/Adnan Muthalib/ed/nz/10)

(Foto: RIA Novosti/Mikhail Tsiganov)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar