Sebagaimana budaya keluarga muslim, saat menerima kelahiran buah hatinya ke dunia ini, maka sang ayah spontan membisikkan kalimat Adzan ke telinga sang bayi. Hal ini dalam rangka untuk mengenalkan sang bayi suara-suara terindah dan terbaik saat sang bayi lahir ke dunia ini.
Sebenarnya budaya ini sangatlah baik untuk menerapkan kecerdasan ilahiah sang bayi di saat kelahirannya, namun secara medis, budaya ini jangan diartikan sebagai "PENGENALAN PERTAMA" karena sebenarnya semenjak masih dalam bentuk janin pun sistem pendengaran sudah terbentuk dan sudah mulai merespon suara-suara yang menembus kandungan ibunya.
Pada usia16 minggu, pendengaran janin sudah mulai terbentuk yang artinya pada usia itu janin sudah bisa mulai mendengar suara sekalipun struktur telinga baru mencapai kesempurnaannya pada usia 24 minggu. Berikut salah satu contoh hasil scan struktur telinga janin dalam kandungan:
Jadi, "PENGENALAN SUARA PERTAMA" bukan terjadi sesaat kelahiran tetapi sudah terjadi sejak janin berusia 16 minggu. Di situlah sebenarnya sang orang tua punya kesempatan untuk mengenalkan suara-suara terbaik kalimatullah atau ilahiah kepada sang janin yang ada dalam kandungan.
Inilah yang menjelaskan pula mengapa sering kita temui adanya semacam ritual pengajian dan sejenisnya untuk menyambut janin yang sudah memasuki usia 16 minggu. Terdapat dua pemahaman yang muncul dari ritual pengajian di usia 16 minggu ini:
- Pertama, pemahaman bahwa di usia 16 minggu ini ruh dan nasib ditiupkan pada janin, oleh karena itu pengajian ditujukan untuk mendo’akan sang janin agar ia mendapat nasib yang baik.
- Kedua, pemahaman medis cenderung untuk mengatakan bahwa ritual pengajian di usia ini ditujukan agar apa yang didengar sang janin untuk pertama kalinya adalah suara-suara ilahiah seperti syahadatain, dzikrullah, tasbih, takbir, tahmid, dan lain-lain.
Oleh karena itu bila orang tua hendak memperdengarkan adzan kepada sang bayi, saya anjurkan dilakukan saat kandungan berusia 16 minggu, sehingga pada masa kelahirannya, saat kita membisikkannya lagi suara Adzan ke telinganya, maka Insya Allah sang bayi akan semakin bertambah kuat kecerdasan ilahiahnya atau spiritualnya.
Suara dari luar tubuh ibu bisa menebus rahim. Seorang ahli mencoba memasang suatu alat perekam suara yang sensitif dalam rongga cairan ketuban di sekitar bayi serta merekam suara yang diterima janin dan reaksinya. Suaranya kira-kira mirip bila kita mendengar suara di dalam air waktu berenang. Suara ibu merupakan hal yang paling dominan karena dapat disalurkan lewat tubuh ibu.
Busnel, Granier-Deferre meneliti bahwa 5 (lima) menit suara yang diperdengarkan kepada janin bisa mengubah pola denyut jantung dan gerak janin dalam kandungan sekitar 1 (satu) jam! Masya Allah...
Chapman,1975, menyatakan bahwa suara musik klasik dari Brahm 6 (enam) kali 5 (lima) menit sehari dapat meningkatkan berat badan bayi prematur dengan bermakna! Allahu Akbar...
Janin juga membentuk kapasitas belajar dan menghafal, De Casper meneliti adanya:
- Perubahan daya menghisap (jempol) bila mendengar suara tertentu.
- Janin mendapat kenyamanan bila ibu bicara dengan bahasa daerahnya sendiri.
Selain itu peneliti lain, J. P. Lecanuet, melaporkan adanya perubahan denyut jantung janin apabila dia mendengarkan cerita tertentu. Bila mendengarkan cerita yang disukainya, denyut jantung menjadi stabil dan melambat. Tetapi akan meningkat bila mendengar cerita yang tidak disukainya.
Fred J. Schwartz menyatakan bahwa proses pembelajaran janin sudah dimulai sejak dalam kandungan, janin ikut belajar pada trimester kedua dan ketiga, seperti di dalam ruang Amphitheater yang lebih canggih dari kelas mana pun di dunia.
Hal ini mungkin dapat menerangkan bagaimana Imam Syafi'i mampu hafal al-Qur’anul Karim dan al-Hadits pada usia 9 tahun, oleh karena lingkungan rahim ibunya selalu disibukkan dengan kedua bacaan mulia tersebut di atas.
Hal yang sama juga mungkin dapat menerangkan mengapa suku Ambon dan Batak mempunyai keterampilan seni suara dan musik yang lebih menonjol dibandingkan dengan suku lainnya di Indonesia, karena musik dan seni suara merupakan suatu kegiatan rutin dalam kehidupan keseharian mereka, dan adanya kebiasaan bahwa ayah atau keluarganya bernyanyi untuk janin di depan kandungan ibunya.
Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan orang-orang Afrika terhadap ritme atau nada-nada cepat dalam musik atau seni suara. Kemampuan orang-orang kulit hitam terhadap beat musik yang sukar seperti jazz, reggae atau rock, atau orang Amerika Latin dengan musik Bossanova atau Samba-nya.
BERHATI-HATILAH DALAM BERKATA-KATA DAN BERPIKIR!
Secara medis ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kesadaran ibu hamil setelah usia kehamilan 16 minggu untuk lebih berhati-hati dalam berpikir ataupun berkata-kata, karena janin mulai merekam dan bereaksi terhadap hal tersebut.
Upayakanlah orang tua untuk selalu menjaga kenyamanan kondisi psikologis dan lingkungannya supaya terhindar dari stres, karena janin yang berusia 16 minggu ini sudah bisa mulai mendengar perkataan kotor, marah-marah, emosi, gosip, ghibah, dan perkataan-perkataan buruk lainnya. Oleh karena itu di usia janin 16 minggu alangkah lebih baiknya sang janin mendapat porsi lebih suara-suara kalimatullah karena itu lebih baik dan lebih bermanfaat baginya dan perkembangan tubuhnya.
Stres pada ibu hamil mengakibatkan janin menjadi hiperaktif dalam rahim. Hal ini pun berhubungan dengan kegelisahan anak. Anak pun sangat mudah terkena stres (karena sudah terbiasa sejak di dalam rahim). Suara-suara keras atau nada-nada kemarahan atau pertengkaran orang tuanya pada saat kehamilan juga bisa membuat anak menjadi gagap atau gugup.
Stres ibu hamil, diet yang kurang sempurna, dan racun-racun yang terpapar selama kehamilan bisa mempengaruhi kecerdasan anak.
Artikel tambahan yang direkomendasikan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar