KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO CN295
Penandatanganan nota kesepahaman produksi bersama pesawat jenis CN-295 antara PT DI dan AMI disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hanggar CN 235N PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Rabu (26/10/2011). "Diharapkan, pada semester I tahun 2014 akan selesai paling sedikit sembilan CN-295," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Bandung, Rabu.
Purnomo mengatakan, kerja sama ini memiliki lima manfaat untuk Indonesia. Pertama, kemampuan, beban kerja, dan alih teknologi industri pertahanan Indonesia bertambah. Kedua, kerja sama ini dapat menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja. Ketiga, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dapat menjadi produsen tunggal untuk Asia Pasifik. "Keempat, efek finansial dan manajemen untuk meningkatkan kinerja PT DI dan kemampuan bersaing di Asia Pasifik. Kelima, Indonesia mempunyai prospek pasar di Asia Pasifik karena kebutuhan pesawat transportasi untuk ukuran sedang cukup tinggi di kawasan ini," kata Menhan.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan kekuatan TNI. Pembangunan modernisasi kekuatan TNI direncanakan dalam tiga rencana strategis, yaitu periode 2009-2014, periode 2014-2019, dan periode 2019-2024.
Pada periode 2009-2014, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan alutsista sebesar Rp 150 triliun. Revitalisasi industri pertahanan juga telah menjadi bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Industri pertahanan dipandang memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar