Kamis, Mei 12, 2011

China Kembangkan Militer Guna Kalahkan Amerika



Sementara pejabat AS terus berusaha menjalin bisnis dengan rezim komunis China, di belakang layar, Partai Komunis China (PKC) sedang membangun militer guna mengalahkan AS.

“Meski konflik yang terjadi di Asia Tenggara akan tetap menjadi perhatian dari sumber daya militer AS dan perencanaan untuk saat ini, kita juga perlu terlibat dalam upaya untuk memperoleh kemampuan untuk melawan yang China peroleh setidaknya sefokus dan sesistematik di mana China terlibat," jelas Cliff.

Strategi militer PKC dirancang untuk mengalahkan militer yang lebih hebat menggunakan strategi “anti akses.” Itu cara yang dikembangkan untuk melumpuhkan atau menghancurkan elemen yang akan membuat AS di atas angin dalam pertempuran tanpa harus menyerang mereka frontal dalam perang.

Ambisinya sangat jelas jika itu menyangkut tujuan keseluruhan rezim. Satu laporan, ”Perubahan-perubahan geopolitkal global dan pilihan strategis China” oleh Li Limin, menggambarkan keinginan China untuk menganggu hubungan antara AS dan Jepang, mengontrol Taiwan dan Laut China Selatan dan menjaga kerahasiaan kekuatan militernya sendiri.

“Li Limin percaya bahwa strategi ini akan semakin mudah diterapkan pada tahun-tahun mendatang. Antara 2026 dan 2037, China akan menggantikan AS sebagai pemimpin kekuatan ekonomi global. Hal ini kemudian menjadi tahap yang dapat menunjukkan kapasitas inisiatif strategis yang lebih luas, 'membiarkan rencana berjalan tanpa kendala," tulis Dewan Eropa tentang Hubungan Luar Negeri mengutip laporan Limin.

Menurut Cliff, "militer China mengalami medernisasi cepat, tetapi masih menempuh jalan panjang untuk mencapai setingkat militer AS."

Ia mengutip pada laporan pertahanan China yang mengarisbawahi “tujuan militer China adalah untuk membuat ‘kemajuan besar’ dalam modernisasinya hingga 2020 dan mampu memenangkan konflik teknologi tinggi di pertengahan abad.” Laporan itu berjudul,” Dewan Negara Republik Rakyat China, Pertahanan Nasional China tahun 2006."

Dalam rangka memenuhi tujuannya, PKC sedang membangun militernya sesuai dengan pedoman yang dipublikasikan militer China yang telah mengidentifikasi beberapa daerah kunci dari militer AS yang perlu dihancurkan dalam suatu konflik.

“Ini dapat dikelompokkan dalam penyerangan-penyerangan atas markas-markas dan pangkalan di mana pesawat tempur lawan beroperasi; penyerangan pada sistem lawan dan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengirim, menyuplai dan memperbaiki dan memelihara pasukan di medan perang dan menyerang sistem lawan yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi bagi pasukan di medan perang,” jelas Cliff.

Juga disebutkan cara untuk melumpuhkan sistem AS guna mentransfer data. PKC akan menggunakan berbagai metode termasuk penyerangan maya dan cara-cara untuk melumpuhkan satelit-satelit.

Menurut Cliff, pengembangan militer China ditujukan guna mengalahkan AS. Ia menyatakan “Konsep-konsep ini bukan hanya isapan jempol terputus dengan perencanaan aktual dan pengembangan kekuatan.”

“Membandingkan kemampuan yang telah dimiliki militer China selama bertahun-tahun atau juga dengan konsep penggunaan kekuatan yang ditemukan dalam karya China dan lokasi-lokasi basis udara dan laut AS dan wilayah operasi di Pasifik Barat, orang akan terkesan dengan cara sistematis dan metodis yang diterapkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tentang memiliki kemampuan yang dibutuhkan guna melaksanakan konsep ini dengan berhasil.”

Munculnya Ancaman-ancaman

Rezim komunis China mengembangkan cara untuk melumpuhkan atau menghancurkan elemen-elemen yang akan membuat AS diatas angin dalam medan pertempuran tanpa harus melawan mereka frontal dalam pertempuran.

Rezim telah menunjukkan beberapa sistem persenjataan ini. Pada 2007, diluncurkannya pesawat ruang angkasa Fengyun-1C ke orbit menggunakan senjata anti-satelit. Juga dilancarkan perang maya secara terus menerus terhadap jaringan komputer AS.

Ancaman utama terhadap Jaringan Komando Perang AL “datang dari para hacker China, yang secara terus menerus melancarkan perang habis-habisan terhadap jaringan Departemen Pertahanan Keamanan AS,” jelas Profesional Muda 2007 dalam laporan Kebijakan Luar Negeri oleh Josh Rogin, mengutip pejabat Jaringan Komando Perang AL (Netwarcom).

Referensi Rogin seorang pejabat senior Netwarcom, mengatakan,”Serangan itu berasal dari China, mungkin dengan dukungan pemerintah, melebihi serangan lainnya dalam hal volume, kemampuan dan kecanggihan...Konflik ini telah mencapai tahap gaya operasi militer, perang antar kekuatan.”

Beberapa operasi maya skala besar PKC telah diangkat ke permukaan. Terakhir adalah serangan “Naga Malam” yang mencuri informasi dari perusahaan-perusahaan global minyak, energi dan petrokimia. Itu diungkapkan oleh perusahaan anti-virus McAfee pada laporan 11 Febuari.

Lainnya termasuk “Operasi Aurora,” yang mentargetkan Google dan akun e-mail terpilih di 2010 dan “GhostNet” di 2009, yang mengawasi komputer-komputer Dalai Lama, pejabat-pejabat Barat dan para pebisnis.

Serangan maya ini terkait dengan strategi lebih besar PKC tentang “serangan kunci.” Cliff menyatakan serangan-serangan ini “didasarkan ide, bahwa daripada berusaha menghancurkan keseluruhan kekuatan militer lawan, (militer China) harus mencoba melumpuhkan lawan dengan menyerang titik-titik kritis dalam sistem dari sistemnya.”

AS telah mempertimbangkan tentang bahaya riil perang maya selama bertahun-tahun dan hanya baru-baru ini merubah strateginya untuk mengikutsertakan sistem perang maya yang tangguh. Fiskal 2012 dari anggaran Departemen Pertahanan termasuk 2,3 milyar dolar AS guna memperbaiki kemampuan maya.

PKC, sementara itu, telah membuat ini sebagai bagian penting dari strategi militernya.

“Seperti saya singgung sebelumnya, kemajuan oleh militer China dalam dunia maya dan perang anti-satelit menimbulkan tantangan potensial terhadap kemampuan pasukan kami untuk beroperasi dan berkomunikasi di Pasifik," kata Menteri Pertahanan Robert Gates, dalam pidatonya 14 Jan pidato di Universitas Keio, Tokyo.

Senada dengan Cliff, Komisi Ekonomi dan Kajian Keamanan China Martin Libicki dari RAND Corporation juga memberikan kesaksian.

Libicki menyatakan bahwa sementara "ancaman strategis perang cyber mungkin berlebihan," PKC mungkin tahu siapa dirinya dan seberapa kuat kemampuannya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar