Jumat, Mei 06, 2011

Chlamydia


Adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Chlamydia menyebabkan penyakit pada mata dan alat kelamin manusia.
Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan penderitanya mengalami kemandulan

Spoiler:

Nama lain
Uretritis non-gonore, uretritis non-spesifik (UNS)

Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri dalam genus Chlamydia, famili Chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum Chlamydiae, domain Bacteria.

Definisi

Uretritis Non-Gonokokus dan Servisitis Klamidialis merupakan penyakit menular seksual yang biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau Ureaplasma urealyticum (pada laki-laki), tetapi kadang-kadang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau virus herpes simpleks.

Infeksi ini disebut non-gonokokus untuk menunjukkan bahwa infeksi ini bukan disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang menyebabkan gonore.


Epidemiologi

Antara 35-50 persen dari kasus penyakit kelamin non-gonore diperkirakan disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, yang terjadi secara umum di seluruh dunia. Pada perempuan, penyakit ini bisa menyebabkan radang leher rahim mucopurulent walaupun infeksi biasanya tanpa gejala.

Infeksi klamidia yang terjadi berulang kali biasanya bisa menyebabkan penyakit peradangan leher rahim kronis dan kemandulan. Penularan terjadi lewat sanggama. Penyakit ini bisa menyerang baik laki-laki maupun perempuan semua usia, terutama dewasa muda.

Chlamydia trachomatis menyebabkan sekitar 50% infeksi uretra yang bukan disebabkan gonore pada laki-laki dan infeksi leher rahim (serviks) penghasil nanah yang bukan disebabkan gonore pada wanita.

Uretritis lainnya disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum, yang merupakan suatu bakteri yang menyerupai mikoplasma.

Chlamydia merupakan bakteri kecil yang hanya bisa
berkembangbiak di dalam sel.

Ureaplasma adalah bakteri yang sangat kecil, dengan dinding sel yang tidak terlalu kuat, tetapi bisa berkembangbiak di luar sel.

Gejala dan tanda

Sama seperti gonore. Perbedaannya adalah banyak perempuan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun.

Pada perempuan infeksi chlamydia akan menyebabkan keputihan
yang bisa merambat ke rongga rahim lalu naik ke saluran telur dan akhirnya sampai ke dalam rongga panggul.


Bila tak segera diobati bisa menyebabkan infertil atau kemandulan.
Sementara itu pada pria, bakteri ini seringkali menyebabkan infeksi uretra.

Komplikasi yang menyebabkan kemandulan pada perempuan juga umum terjadi. Infeksi mata mungkin menyerang bayi yang dilahirkan oleh perempuan yang terinfeksi.

Diagnosis biasanya didasari oleh tidak adanya kuman penyebab gonore pada smear atau pada pembiakan cairan dari leher rahim atau dari uretra
(lubang kencing).

Hal ini bisa dipastikan dengan mengetes cairan smear untuk melihat adanya antigen klamidia.

Tanda yang paling terkait dengan infeksi chlamydia trachomatis organ reproduksi adalah rasa panas saat kencing.

Pada fase awal infeksi, kuman berada di saluran kencing bagian depan. Rasa panas saat kencing terjadi karena daerah yang meradang bersentuhan dengan air kencing.

Peradangan dan cepatnya kuman berkembang biak mengakibatkan kerusakan di tempat peradangan. Selanjutnya, terjadi pembuntuan saluran.

Jika infeksi chlamydia trachomatis terjadi pada pria, gangguan organ reproduksi yang mungkin terjadi, antara lain, pembuntuan saluran sel sperma (vas deferens) atau infeksi yang menyerang testis (orchitis).

Pada wanita, infeksi chlamydia trachomatis bisa menyerang mulut rahim (cervicitis) dan saluran telur (tuba falopii) serta mengakibatkan radang rahim (endometritis), radang rongga panggul (PID), atau kehamilan di luar kandungan.

Biasanya antara 4-28 hari setelah berhubungan intim dengan penderita, seorang pria akan mengalami perasaan terbakar yang ringan ketika berkemih.
Biasanya akan keluar nanah dari penis. Nanahnya bisa jernih atau agak keruh, tetapi lebih encer daripada nanah gonore.

Pada pagi hari, lubang penis sering tampak merah dan melekat satu sama lain karena nanah yang mengering. Kadang-kadang penyakit ini dimulai lebih dramatis. Timbul rasa sakit waktu berkemih, frekuensi berkemih menjadi lebih sering dan dari uretra keluar nanah.

Meskipun kebanyakan penderita wanita tidak menunjukkan gejala, beberapa diantaranya mengalami urgensi (desakan) berkemih yang lebih sering, rasa nyeri ketika berkemih, nyeri di perut bagian bawah, nyeri pada saat berhubungan intim dan keluarnya lendir kekuningan dan nanah dari vagina.

Hubungan seksual melalui mulut atau dubur dengan penderita bisa menyebabkan infeksi tenggorokan atau infeksi dubur. Infeksi ini menyebabkan rasa nyeri dan keluarnya lendir dan nanah yang berwarna kekuningan.

Komplikasi

1. Pria.
- Epididimitis : infeksi pada epididimis, yang bisa menyebabkan nyeri pada buah zakar



- Striktur uretra : penyempitan uretra, yang bisa menyebabkan penyumbatan aliran air kemih.

2. Wanita.
- Infeksi saluran telur, bisa menyebabkan nyeri, kehamilan ektopik (di luar kandungan) dan kemandulan
- Infeksi pembungkus hati dan daerah di sekeliling hati, bisa menyebabkan nyeri perut bagian atas

3. Pada pria dan wanita.
- Konjungtivitis : infeksi pada bagian putih mata, bisa menyebakan nyeri mata dan belekan



4. Pada bayi baru lahir.
- Konjungtivitis, bisa menyebabkan nyeri mata dan belekan
- Pneumonia, bisa menyebabkan demam dan batuk.


Cara Mendeteksi

Cara mendeteksi paling tepat adalah pemeriksaan laboratorium atas cairan di organ reproduksi. Untuk wanita, bahan pemeriksaan berasal dari cairan vagina atau cairan mulut rahim. Untuk pria, bahan pemeriksaan bisa didapat dari cairan kencing, khususnya pancaran kencing awal.

Diagnosa

Pada kebanyakan kasus, infeksi oleh Chlamydia trachomatis bisa didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan cairan dari penis atau leher rahim di laboratorium.

Infeksi Ureaplasma urealyticum tidak dapat didiagnosis secara spesifik dengan pemeriksaan medis yang biasa.

Karena pembiakannya sulit dan teknik diagnostik yang lainnya mahal, maka diagnosis infeksi Chlamydia atau Ureaplasma sering ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas disertai bukti yang menunjukkan tidak adanya gonore.

Pengobatan

Biasanya diberikan antibiotik tetrasiklin atau doksisiklin per-oral (melalui mulut), minimal selama 7 hari atau diberikan azitromisin dosis tunggal. Tetrasiklin tidak boleh diberikan kepada wanita hamil.

Prognosis

Pada sekitar 60-70% penderita, jika tidak diobati, infeksi Chlamydia trachomatis akan membaik dalam waktu 4 minggu. Pada sekitar 20% penderita, infeksi kembali kambuh setelah penderita menjalani pengobatan.
__________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar