Quote:
Surat kabar ternama di Swedia, Aftonbladet, Senin (17/8) menurunkan sebuah laporan yang membuat media massa dan orang-orang Israel panik seperti kebakaran jenggot. Isinya tentang Israeli Defense Force (IDF) yang telah membunuh orang-orang Palestina, termasuk anak-anak, kemudian menjual organ mereka.Begitu meresahkannya berita itu hingga harian Israel Haaretz menulis, bahwa surat kabar Swedia, Sydsvenskan, terlalu cepat mengutuk berita pencurian organ itu, dan menuduhnya sebagai anti-Semit.
Yigal Palmor, seorang juru bicara di Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan berita itu tidak masuk akal. Ia mengatakan bahwa berita itu sengaja memicu kebencian terhadap Yahudi. "Ini sangat memalukan bagi kebebasan berekspresi, dan seluruh orang Swedia harus menolak (berita) itu tanpa kecuali," katanya kepada The Jerusalem Post.
Laporan yang berjudul "Våra söner plundras på sina organ" (Mereka menjarah organ putra-putra kami) ditulis oleh Donald Boström–seorang jurnalis, fotografer dan penulis buku Palestina–disusun berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan diamati sendiri.
Spoiler:
Sepuluh hari kemudian Rosenbaum, pada akhir bulan Juli 2009 ini ditangkap bersama 40 orang lainnya, terkait kasus korupsi besar di New Jersey, yang menyingkap adanya keterlibatan rabi Yahudi, pejabat terpilih, terpercaya dan terkenal — 3 diantaranya adalah walikota–dalam praktek pencucian uang dan jual beli organ ilegal yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Sebagian besar uang yang berasal dari Israel itu disalurkan melalui bank-bank di Swiss sebelum akhirnya bermuara di rekening-rekening di New Jersey.
Berdasarkan pernyataannya sendiri, Rosembaum membeli mayat-mayat dari orang-orang yang tidak berpunya di Israel seharga USD 10.000, kemudian menjualnya di AS dengan harga USD 160.000. Untuk mendapatkan sebuah organ ginjal dengan proses resmi di AS, masa menunggunya rata-rata 9 tahun.
Fakta tersebut sangat menguncangkan industri transplantasi organ di AS. Jika benar demikian, maka itu adalah organ trafficking pertama yang berhasil didokumentasikan di AS, demikian kata seorang pakar sebagai mana dikutip New Jersey Real-Time News.
Ditanya berapa banyak mayat yang telah dijual olehnya, Rosenbaum menjawab: cukup banyak. "Dan saya tidak pernah gagal," katanya membanggakan diri. Bisnisnya itu sudah ia lakoni sangat lama.
New Jersey Real-Time News menulis, menurut Francis Delmonici, profesor pakar bedah transplantasi dari Harvard yang juga anggota dewan direksi National Kidney Foundation, organ trafficking seperti yang ada di Israel juga terjadi di belahan dunia lain. Setidaknya 10 persen dari 63.000 transplantasi ginjal, dilakukan secara ilegal.
Negara dengan kasus transplantasi organ ilegal tertinggi adalah Pakistan, Filipina dan China. Dikatakan, kemungkinan organ-organ di negara-negara itu diambil dari narapidana yang dieksekusi. Tetapi di Palestina, diduga kuat organ-organ diambil dari para pemuda yang berhasil ditangkap oleh Israel. Sebagaimana di Pakistan dan China, organ mereka diambil sebelum mereka dibunuh.
Separuh dari ginjal baru di Israel yang ditransplantasi sejak awal tahun 2000 dibeli secara ilegal dari Turki, Eropa Timur dan Amerika Latin. Otoritas kesehatan Israel sangat mengetahui masalah tersebut, tapi mereka tidak melakukan hal apapun untuk menghentikannya. Dalam sebuah konferesi di tahun 2003, diungkap bahwa Israel merupakan satu-satunya negara yang tidak melarang adanya praktek jual beli organ ilegal. Dan para praktisi medis dan kesehatan yang terlibat tidak akan pernah dikenakan sanksi kriminalitas karena melakukan transplantasi organ ilegal. Bahkan dokter-dokter kepala di banyak rumah sakit besar terlibat dalam operasi transplantasi organ ilegal, demikian menurut Dages Nyheter (5 Desember, 2003) sebagaimana dikutip Boström.
Spoiler:
Beberapa pekan kemudian Jerusalem Post melaporkan bahwa kampanye itu sukses besar. Tidak kurang dari 35.000 orang telah menulis pernyataan. Padahal biasanya hanya ada 500 orang dalam sebulan. Masih dalam laporan yang sama, ditulis bahwa permintaan dan persediaan organ masih tidak seimbang. Israel masih kekurangan banyak organ. Dari 500 yang perlu transplantasi ginjal, hanya 124 orang yang bisa menjalani operasi. Dari 45 orang yang membutuhkan organ hati baru, hanya 3 yang punya kesempatan operasi.
Selama kampanye itu berlangsung, banyak laki-laki Palestina yang menghilang. Kalaupun kembali, mereka datang pada waktu malam, lima hari kemudian, dalam keadaan mati dengan bekas jahitan ditubuhnya.
Pembicaraan mengenai kematian yang dramatis tersebut merebak di kalangan orang Palestina, di Gaza maupun Tepi Barat, seiring dengan semakin banyaknya pemuda Palestina yang menghilang, mati, dan dikembalikan dalam keadaan "sudah diotopsi."
Boström menuliskan, saat itu ia sedang menulis sebuah buku , ketika beberapa kali ia dihubungi staf PBB yang peduli mengenai masalah tersebut. Mereka yang menghubunginya curiga ada semacam pencurian atas tubuh-tubuh orang Palestina, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar